10 Rekomendasi Perguruan Tinggi Isalam Terbaik di Indonesia

Beberapa kampus Islam di Indonesia memiliki prestasi yang cukup mentereng. Bahkan, salah satunya perguruan tinggi islam tersebut berada terbaik di dunia.  Perguruan tinggi Islam bisa menjadi pilihan bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang ingin belajar ilmu dengan kolaborasi kurikulum universal dengan materi keagamaan. Kampus Islam akan menyediakan proses pembelajaran yang lebih mendalam tentang agama dibandingkan kampus umum.

Mencari kampus Islam Negeri terbaik di Indonesia tidaklah mudah. Salah satu cara untuk memilih perguruan tinggi islam terbaik di Indonesia, calon mahasiswa bisa menggunakan pemeringkatan kampus dunia.

1. Universitas Islam Indonesia (UII)

Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Islam Indonesia TA 2023/2024 : Siapkan Diri dan Segera Daftar! | Kelas Karyawan S1 S2

Universitas Islam Indonesia (disingkat UII) adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta Nasional tertua di Indonesia yang terletak di Yogyakarta. UII semula bernama Sekolah Tinggi Islam (STI) yang didirikan di Jakarta pada tanggal 8 Juli 1945 sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta pertama yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan menjadi institusi pendidikan tinggi swasta tertua kedua di Indonesia setelah Hoogere Theologische School (sekarang Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jakarta) yang didirikan tahun 1934 di Bogor (Buitenzorg)

Pada tahun 1945, sidang umum Masjoemi (Majelis Sjoero Moeslimin Indonesia) dilaksanakan. Pertemuan itu dihadiri oleh beberapa tokoh politik terkemuka masa itu termasuk diantaranya Dr. Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Mr. Mohamad Roem, KH. Wahid Hasjim, dan Baginda Dahlan Abdullah. Salah satu keputusan dari pertemuan ini adalah pembentukan Sekolah Tinggi Islam (STI) yang kemudian didirikan pada tanggal 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H dan berkembang menjadi sebuah universitas yang disebut Universitas Islam Indonesia (UII) sejak tanggal 3 November 1947 untuk memenuhi permintaan akan sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran-ajaran Islam.

Awalnya, UII memiliki empat fakultas: Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi, yang mulai beroperasi pada Juni 1948. Sekitar tujuh bulan kemudian, UII terpaksa ditutup akibat agresi militer Belanda. Banyak siswa dan dosen bergabung dengan tentara Indonesia untuk mengusir Belanda. Pada awal 1950-an, tak lama setelah perang, UII harus memindahkan aktivitas perkualiahan di beberapa tempat di kota Yogyakarta, bahkan sempat menggunakan Kraton Yogyakarta dan rumah dosen sebagai ruang kelas.

UII mengalami banyak perkembangan antara 1961 sampai dengan 1970 di bawah kepemimpinan Prof. M.R. R.H.A. Kasmat Bahuwinangun (1960-1963) dan Prof. Dr. dr. M. Sardjito (1964-1970). Selama masa jabatannya, Prof. M.R. R.H.A. Kasmat Bahuwinangun membantu mengembangkan Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah serta memperluas UII ke Purwokerto dengan mendirikan Fakultas Hukum dan Syari’ah di sana.

Dari tahun 1964 sampai 1970, di bawah kepemimpinan Prof. Dr. dr. M. Sardjito, UII kembali diperluas hingga memiliki 22 fakultas, lima yang berlokasi di Yogyakarta dan sisanya tersebar di provinsi lain: Jawa Tengah (Solo, Klaten, dan Purwokerto), dan Sulawesi Utara (Gorontalo). Bidang studi yang ditawarkan adalah Ekonomi, Hukum, Syari’ah, Tarbiyah, Teknik, Kedokteran, Kedokteran Hewan, dan Farmasi. Namun, ketika Peraturan Pemerintah melarang UII menyelenggarakan kegiatan pendidikan di luar Yogyakarta, maka UII harus menutup kampus-kampus cabang.

Pada awal 1970-an hingga 1982, UII mengalami perkembangan dalam pembangunan fisik mencakup kantor dan gedung fakultas, dimulai dengan kantor pusat yang berada di Jalan Cik di Tiro. Pembangunan gedung ini kemudian diikuti dengan pengembangan tiga kampus lain yang terletak di sejumlah lokasi di kota Yogyakarta. Selama periode ini, beberapa fakultas di UII juga mulai memperoleh status akreditasi dan juga memprakarsai kolaborasi dengan lembaga baik nasional maupun internasional, seperti Universitas Gadjah Mada, King Abdul Aziz University Arab Saudi, dan The Asia Foundation.

Sejak awal 1990-an sampai saat ini, UII telah mengembangkan kampus terpadu yang terletak di Kabupaten

Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sampai dengan semester ganjil 2011/2012, UII memiliki delapan fakultas dengan berbagai lima program Diploma Tiga, 22 Program Sarjana, tiga Program Profesi, delapan Program Magister, dan empat Program Doktor, serta lembaga-lembaga pendukung.  Baca Juga Jasa Paket Aqiqah di Tangerang Seletan – Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119

Pada tahun 2009, Universitas Islam Indonesia terpilih sebagai perguruan tinggi dengan nilai penjaminan mutu internal terbaik di Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan mendapatkan akreditasi institusi A pada tahun 2013. Universitas ini juga memperoleh peringkat pertama Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah V dan peringkat ke-2 PTS secara nasional berdasarkan pemeringkatan 4 International College and Universities (4ICU) maupun Webometrics pada Januari 2012. Setelah memperoleh dua bintang dari penilaian Qucquarelli Symonds (QS) Stars University Ratings pada 2011 lalu, Universitas Islam Indonesia meraih tiga bintang dunia pada penilaian QS Stars 2016. UII Yogyakarta menempati peringkat terbaik klasterisasi perguruan tinggi swasta (PTS) non-vokasi di Indonesia tahun 2018. Per tahun 2022, UII secara nasional menempati peringkat ke-22 dan peringkat ke-5 PTS secara nasional. Di tahun yang sama, untuk pertama kali UII Yogyakarta masuk ke dalam pemeringkatan berdasarkan Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2023, dimana secara rinci, UII Yogyakarta berada di rentang 1.501+ dunia, 14 besar nasional, peringkat ke-2 perguruan tinggi swasta di Indonesia.

2. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta - Jurusan, Pendaftaran dan Biaya Kuliah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (atau dikenal UIN Jakarta; bahasa Arab: جامعة شريف هداية الله الإسلامية الحكومية جاكرتا; bahasa Inggris: Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta) adalah sebuah universitas Islam negeri yang terletak di Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Sedangkan Kampus PPG berlokasi di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

Meskipun bernama UIN Jakarta, letak universitas ini bukan di Provinsi DKI Jakarta, tetapi terletak di sebelah barat daya dari provinsi tersebut.

Sejarah pembentukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berawal dari didirikannya Sekolah Tinggi Islam (STI) pada tahun 1940, yang kemudian berubah menjadi Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) tahun 1957-1960, kemudian menjadi bagian dari fakultas IAIN al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah tahun 1960-1963, hingga memperoleh kewenangan yang lebih luas sebagai IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1963-2002, dan mengalami perubahan nama menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2002-sekarang. Dibentuknya ADIA (1 Juni 1957), diperingati sebagai hari jadi universitas ini.

Pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2002. Lembaga pendidikan ini hadir seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern. Hal ini telah mulai berkembang, termasuk pada masa-masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Dr. Satiman Wirjosandjojo yang merupakan seorang Muslim terpelajar, sempat melakukan sejumlah usaha terkait pembentukan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi berasaskan Islam. Hal ini kemudian tidak terlaksana karena berbagai hambatan yang dilakukan oleh Belanda saat masa penjajahan.

Pada tahun 1940 di Padang, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). Namun demikian, STI kemudian berhenti beroperasi pada tahun 1942, seiring pendudukan oleh Jepang. Jepang kemudian menjanjikan agar suatu lembaga pendidikan tinggi agama dapat dibentuk di Jakarta. Hal ini menjadi landasan pendirian yayasan, dimana Mohammad Hatta bertindak sebagai ketua yayasan, dengan didampingi oleh Mohammad Natsir yang menjadi sekretaris.

Yayasan tersebut lalu mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta pada tanggal 8 Juli 1945. Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir menjadi pemimpin STI. Pendirian STI juga didukung oleh beberapa tokoh, termasuk Mohammad Hatta, Abdul Wahid Hasjim, Mas Mansur, Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma’ruf. Setahun berselang, STI dipindahkan ke Yogyakarta, pada saat ibu kota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. STI kemudian mengalami perkembangan positif, yang diikuti dengan perubahan nama STI menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) pada 22 Maret 1948. Hingga tahun 1948, UII memiliki empat buah fakultas, yakni Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Pendidikan.

Fakultas Agama UII kemudian dipisahkan dari UII, dan dibentuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Pada saat itu, Departemen Agama memerlukan sejumlah tenaga fungsional sehingga perguruan tinggi agama Islam dipandang perlu untuk dibentuk. Pendirian PTAIN merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1950. PTAIN dimaksudkan sebagai lembaga pengajaran Islam tingkat tinggi, sekaligus menjadi pusat ilmu agama Islam. Peraturan Pemerintah tersebut juga menetapkan 26 September 1950 sebagai hari jadi PTAIN. Pada 1951, terdapat 67 orang mahasiswa dalam tiga jurusan, yakni Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syariah), dan Jurusan Dakwah. PTAIN dipimpin oleh K.H.R. Muhammad Adnan.

Beberapa mata kuliah yang diajarkan pada periode tersebut meliputi beberapa hal, termasuk Bahasa Arab, Pengantar Ilmu Agama, Fiqih, Ushul Fiqih, Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Setelah kelulusan, mahasiswa mendapatkan gelar Bachelor of Art (B.A.) bagi mereka yang lulus Bakaloreat dan Doktorandus (Drs.) untuk mahasiswa yang lulus tingkat Doktoral. Komposisi tersebut menjadi kajian utama perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa berikutnya. Gelar akademik yang ditawarkan juga tetap digunakan sampai periode 1980-an

3. Universitas Muhammadiyah Jakarta

Universitas Muhammadiyah Jakarta - Info Pendaftaran, Akreditasi hingga Biaya | Quipper Campus

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang berdiri pada 18 November 1955 merupakan salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah tertua di Indonesia lho Quipperian. Pada saat dilaksanakan Konferensi Majelis Pengajaran Muhammadiyah di Pekalongan, salah satu keputusan yang dihasilkan adalah mendirikan Fakultas Hukum dan Falsafah di Padang Panjang, yang secara resmi dibuka pada tanggal 3 Rabi’ul Akhir 1375 H, bertepatan dengan tanggal 18 November 1955. Selanjutnya pada tahun 1956 dipindahkan ke Jakarta, dengan nama baru, yakni Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang diresmikan pada tanggal 18 November 1975.

Pada Tahun 1958, PTPG Muhammadiyah diubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan berada di bawah lingkungan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), dengan Presiden Universitas yang pertama adalah Dr. H. Ali Akbar, sedangkan sebagai Dekan FKIP ditunjuk RH. Mubangit Ronodihardjo. Pada tanggal 21 September 1961 dibuka Fakultas Kesejahteraan Sosial (FKS) yang diprakarsai oleh Menteri Sosial, Mulyadi Djojomartono. Dekan pertama FKS adalah Prof. Mr. H. Sumantri Praptokuso yang pada waktu itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Sosial.

Pada tahun 1962 dibuka Fakultas Tarbiyah dan pada tahun 1963 dibuka 3 (tiga) fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi. Selanjutnya pada tanggal 19 juni 1968 UMJ dikukuhkan pendiriannya melalui Akta Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo di Jakarta. Hingga saat ini UMJ telah memiliki 10 (sepuluh) fakultas meliputi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas Agama Islam, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, serta satu Sekolah Pascasrajana.

Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No. 163/SK/BAN-PT/Ak/PT/III/2024 UMJ memperoleh sertifikat akreditasi institusi perguruan tinggi “Terakreditasi dengan Peringkat UNGGUL”. Saat ini, UMJ di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si. berfokus pada penyelenggaraan kegiatan-kegiatan untuk mengimplementasikan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yaitu: Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).

4. Universitas Islam Bandung (Unisba)

Biaya Kuliah Universitas Islam Bandung (UNISBA) TA 2020/2021 | Info Biaya

Tahun 1957, sejumlah tokoh umat Islam Jawa Barat bersama beberapa ulama yang pada saat itu menjadi anggota Konstituate, menggagas kaderisasi pemimpin umat yang faqih fiddin pada masa mendatang. Pada tanggal 15 November 1958, gagasan tersebut diwujudkan melalui pendirian Perguruan Islam Tinggi (PIT), di bawah Yayasan Pendidikan Islam dengan Akta Notaris Lie Kwie Nio, nomor: 42. Para pendiri yang tercantum pada akta Notaris yaitu: Sjafie Soemardja, Chasan Boesoiri, Ahmad Sadali, Oja Somantri, R. Kosasih, R. Sabri Gandanegara, dan Dadang Hermawan.

Pada tahun 2007 Yayasan Pendidikan Islam diubah dengan Akta Notaris Dadang Abdul Haris Kosidin, S.H., nomor: 07, tertanggal 22 April 2007, menjadi Yayasan Universitas Islam Bandung (Yayasan UNISBA).Secara filosofis, dibalik semua itu terkandung harapan akan pelaksanaan ajaran Islam, dalam arti yang seluas-luasnya, terutama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang berpendidikan tinggi, bertanggung jawab terhadap bangsa, negara, dan umat manusia yang berdasarkan pada pencapaian ridha Allah SWT.

Kehadiran perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat, khususnya akan adanya perguruan tinggi bernapaskan Islam di tengah bermacam corak perguruan tinggi pada waktu itu. Pembentukan perguruan tinggi ini mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat Jawa Barat melalui para anggota DPRD-GR Provinsi Jawa Barat.

Untuk pertama kalinya, kegiatan perkuliahan diselenggarakan di Gedung Muslimin, Jalan Palasari No. 9 Bandung. Setahun kemudian, pada tahun 1960, kegiatan akademik dipindahkan ke Jalan Abdul Muis No. 73 Bandung. Pada tahun 1967, Perguruan Islam Tinggi (PIT) berubah nama menjadi Universitas Islam Kiansantang. Nama Universitas Islam Bandung (UNISBA) dipakai pada 1969. Sejak tahun 1972, seluruh kegiatan universitas diselenggarakan di kampus biru, yaitu di Jalan Tamansari No. 1 Bandung, di atas tanah seluas 10.808 m2, yang disediakan Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung.

Berbekal swadana dan swadaya kaum muslimin, didirikan bangunan-bangunan semi permanen untuk ruang kuliah, kantor, perpustakaan, fasilitas akademik, Masjid Al-Asya’ari UNISBA, dan aula serbaguna. Karena jumlah mahasiswa semakin bertambah dan program akademik semakin banyak pada tahun 1980, dibangun kampus II di Ciburial Dago, lebih kurang 7 km dari kampus di Tamansari. Kampus II tersebut dibangun pada lahan sumbangan dari H. Amir Machmud (Menteri Dalam Negeri pada waktu itu).

Sejak tahun 1987, seluruh kegiatan akademik dan kemahasiswaan dipusatkan kembali di kampus Jalan Tamansari, sedangkan kampus II Ciburial digunakan untuk kegiatan pesantren mahasiswa, pertemuan-pertemuan ilmiah, penataran, dan pelatihan.

Fasilitas layanan yang dimiliki oleh universitas dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa. Fasilitas tersebut meliputi ruang perkuliahan, perpustakaan, labolatorium, sistem informasi, layanan kesehatan, layanan pesantren dan pelatihan di kampus II Ciburial, dan fasilitas pendukung. UNISBA terdiri dari dua kampus, kampus I terdiri dari Jl.Tamansari No. 1, Jl.Tamansari No. 22, Jl.Tamansari No. 24, Jl.Hariangbanga No. 2, Jl.Rangga Gading No. 8, Jl.Ranggamalela No. 1, Jl.Purnawarman No. 59, Jl.Purnawarman No. 63 dan kampus II ialah kampus yang berada di kawasan Ciburial-Bandung Utara.

Tamansari No 1 merupakan gedung utama kampus UNISBA, di lokasi ini terdapat gedung 4 lantai yang berfungsi sebagai ruang kuliah dan beberapa laboratorium di dalamnya. Terdapat juga gedung 3 lantai lainnya yang menjadi ruang dosen dan perkantoran fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik. Perpustakaan UNISBA juga berlokasi di area Taman sari No 1, selain itu terdapat lapangan olahraga, lapangan parkir, sekretariat aktivitas mahasiswa yang terdiri dari sekretariat BEM-U, DAM-U, LKM juga UKM. Terdapat dua gedung untuk penyelenggaraan kegiatan besar yaitu aula utama UNISBA (Gedung Kartini Kridhoharsojo) dan gedung student center (SC), di samping itu juga terdapat kantin dan koperasi mahasiswa. Selain itu diperluas lagi dengan keberadaan gedung Rektorat dan perkantoran yang berlokasi di Tamansari 20, dan sederet fasilitas penting lainnya di Tamansari No 24 seperti Laboratorium Psikologi, P4K, Laboratorium Radio dan TV, Studio Technopreneur, Laboratorium Fakultas Hukum, BRI Syariah dan Gedung PMB.

Di seluruh area kampus UNISBA, baik di Tamansari no 1, no 20, no 22, dan no 24, kampus pascasarjana jalan Purnawarman no 59, bagian kemahasiswaan, LPPM dan Koperasi Syariah UNISBA yang berlokasi di jalan purnawarman no 63, Kampus fakultas kedokteran di jalan Hariangbanga, Fakultas Hukum dan Fakultas Dirosah di jalan Ranggagading, dan Fakultas MIPA di jalan Ranggamalela semuanya dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan kemudahan mengakses jaringan internet dengan fasilitas wifi / hotspot.

kampus II UNISBA adalah fasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhan program pesantren mahasiswa ataupun berbagai program pelatihan lainnya, yaitu yang berlokasi di kawasan Ciburial–Dago Bandung. Selain udara dan lingkungan yang masih asri, kampus II Ciburial UNISBA menyediakan berbagai fasilitas seperti aula, asrama mahasiswa, masjid, fasilitas olahraga, lapangan parkir, dan area outdoor games.

5. Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

UAD Kampus 2 - News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Universitas Ahmad Dahlan merupakan pengembangan dari Institut Keguruan dan llmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Yogyakarta. Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Muhammadiyah Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi merupakan pengembangan FKIP Muhammadiyah Cabang Jakarta di Yogyakarta yang didirikan pada tanggal 18 November 1960. FKIP Muhammadiyah merupakan kelanjutan kursus BI Muhammadiyah di Yogyakarta yang didirikan tahun 1957. Pada waktu itu kursus BI memiliki jurusan Ilmu Mendidik, Civic Hukum dan Ekonomi.

Pada tanggal 19 Desember 1994 dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 102/D/0/1994 ditetapkan bahwa IKIP Muhammadiyah Yogyakarta beralih fungsi menjadi Universitas Ahmad Dahlan.

Perintisan Universitas Ahmad Dahlan secara kronologis dimulai dari pelontaran ide pengembangan menjadi universitas secara informal oleh Rektor pada akhir 1990. Melalui pidato Milad IKIP Muhammadiyah Yogyakarta pada tanggal 18 November 1991 ide pengembangan mendapat tanggapan positif. Dasar utama pengembangan adalah hasil survei animo siswa-siswa untuk memilih jalur non-kependidikan lebih tinggi (63,7%) dibanding jalur kependidikan (36,3%). Selain itu, daya tampung Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk lulusan SLTA pada Tahun Akademik 1992/1993 untuk program S-0 dan Politeknik kurang dari 16%, dan program S-1 diperkirakan hanya 35%. Dengan demikian, dapat disimpulkan adanya keterbatasan daya tampung di perguruan tinggi. Keadaan-keadaan ini yang menuntut peran lembaga pendidikan tinggi Muhammadiyah untuk berperan serta.

Selanjutnya dibentuk panitia persiapan Universitas Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan (UMMIKA) oleh Yayasan Badan Pembina melalui SK Badan Pembina IKIP Muhammadiyah Yogyakarta dengan Nomor: 05/SK/1992 terjadi pada tanggal 13 Februari 1992. Pada tanggal 22 Februari 1992 telah dilakukan konsultasi ke Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah V oleh Yayasan Badan Pembina dan Rektor. Tim penyusun studi kelayakan telah berhasil membuat laporan hasil studi kelayakan pada tanggal 14 Mei 1992, didahului dengan lokakarya persiapan tiga fakultas yaitu Fakultas Teknologi Komputer, Fakultas Teknologi Industri dan Fakultas Ekonomi yang dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 1992. Tahap berikutnya mengadakan pertemuan dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi di Jakarta pada tanggal 5 sampai dengan 7 Maret 1992, dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja yang dilaksanakan pada 14 sampai dengan 15 April 1992 di Kaliurang Yogyakarta.

Dari Laporan Studi Kelayakan yang diajukan ke Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi nama Muhammadiyah diusulkan untuk diganti, karena menurut Dirjen, dalam satu kota hanya dimungkinkan memiliki satu universitas yang mempunyai nama sama dan bahkan menyarankan untuk merjer dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Melalui berbagai lobi dan negosiasi oleh dan kepada berbagai pihak akhirnya pada tanggal 19 Desember 1994 dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 102/D/0/1994 ditetapkan bahwa IKIP Muhammadiyah Yogyakarta menjadi Universitas Ahmad Dahlan

6. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) - Jurusan, Akreditasi, Fakultas

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan satu dari 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan satu di antara 1.890 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia. UMS terletak di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Universitas ini memiliki tujuan dan berfokus dalam bidang pendidikan budaya Islami dan ilmu pengtahuan serta keterampilan yang dilandasi nilai-nilai keislaman.

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adalah lembaga pendidikan tinggi di bawah organisasi Muhammadiyah. UMS berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0330/O/1981 tanggal 24 Oktober 1981 sebagai perubahan bentuk dari IKIP Muhammadiyah Surakarta.

Sebelum menjadi UMS, secara kelembagaan UMS berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta cabang Surakarta yang didirikan pada tahun 1957. Para perintisnya antara lain Sudalmiyah Suhud Rais, Radjab Bulan Hadipurnomo, Muhammad Syafa’at Habib, Sulastri Gito Atmodjo, dan KH Syahlan Rosyidi.

Pada tanggal 18 September 1958, lembaga tersebut diresmikan oleh Wali Kota Surakarta M.Saleh Werdisastro. Pada saat diresmikan, perguruan tinggi ini baru memiliki 51 mahasiswa, 6 orang karyawan dan 7 orang dosen. Asset tersebut modal awal berdirinya FKIP Universitas Muhammadiyah Jakarta Cabang Surakarta yang berlokasi di Jalan Overste Sudiarto Nomor 60 Surakarta. SeDekan (Rektor saat itu) adalah Prof. Drs. Abdullah Sigit, guru besar Universitas Gadjah Mada dan sekretarisnya Drs. M. Syafa’at Habib. Adapun jurusan yang dibuka adalah pendidikan umum, ekonomi umum, dan pendidikan agama Islam di tingkat sarjana muda dengan status terdaftar. Pada tahun 1963, jurusan-jurusan tersebut mendapatkan status yang disamakan (mendapatkan penghargaan sama dengan ijazah perguruan tinggi negeri yang setaraf untuk tingkat Sarjana Muda).

Pada tahun 1965, FKIP Muhammadiyah Cabang Surakarta mendapatkan izin untuk berdiri sendiri dan menjadi dua lembaga Pendidikan Tinggi, yaitu Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Surakarta, di bawah koordinasi Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan dan Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) di bawah koordinasi Departemen Agama. IKIP Muhammadiyah Surakarta berdiri dengan jurusan-jurusan Pendidikan Umum (PU), Ekonomi Umum (EU), sedangkan IAIM dengan jurusan Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam dan Jurusan Ushuluddin/Perbandingan Agama

Pada tahun 1967, IKIP Muhammadiyah Surakarta menambah satu jurusan yaitu Civic Hukum (CH) dengan status terdaftar dan mendapatkan izin sebagai induk perguruan tinggi Muhammadiyah se-Jawa Tengah yang terdiri dari IKIP Muhammadiyah Klaten, Magelang, Kudus, Purwokerto, Kebumen, Wates, Temanggung, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Banjarnegara, Prambanan, Purbalingga, Wonosari, dan Sragen. Setelah berkembang, cabang-cabang tersebut akhirnya berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi yang mandiri seperti IKIP Muhammadiyah Purwokerto, IKIP Muhammadiyah Purworejo dan IKIP Muhammadiyah Magelang.

Pada 1979, Drs. H. Mohamad Djazman, rektor IKIP Muhammadiyah Surakarta saat itu, memprakarsai berdirinya Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan menggabungkan IKIP Muhammadiyah Surakarta dan IAIM Surakarta. Pada tahun 1993, Prof. Abdul Malik Fadjar menjadi Rektor UMS sampai dengan 1996. Pada tahun 1996 sampai 2004 Prof. Dochak Latif menjadi rektor UMS dan melanjutkan program Prof Malik Fadjar dengan mengembankang program-program studi baru seperti program pasca sarjana dan program studi kedokteran. Baca Juga Paket Aqiqah Anak Laki-laki & Paket Aqiqah Anak Perempuan.

Pada 2005 Prof. Bambang Setiaji melanjutkan menjadi rektor UMS. Semakin banyak program studi yang dibuka hingga 52 program studi. Kerja sama gelar ganda (double degree) dilakukan dengan 5 negara, Britania Raya, Australia, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat. Manajemen dibenahi dengan mendirikan dana pensiun, dana abadi, dan perbaikan manajemen keuangan.

Sejalan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat, beberapa fakultas dikembangkan dengan membuka jurusan baru seperti Fakultas Ekonomi dengan jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik Arsitektur, Elektro, Teknik Kimia, dan Teknik Industri. Pada tahun 1993/1994 UMS membuka program Pendidikan Ahli Madya Kesehatan (D3) dengan Jurusan Keperawatan, Fisioterapi, Gizi, dan Kesehatan Lingkungan. Tahun 1995/1996 membuka Program Pasca Sarjana dengan program Magister Studi Islam (MSI). Selanjutnya pada tahun 1999 membuka Fakultas Farmasi dan Magister Manajemen (MM) serta tahun 2001 membuka Magister Ilmu Hukum, Teknik Sipil, dan Manajemen Pendidikan. Pada tahun 2003/2004 dibuka program S1 dan D4 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, dengan jurusan Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Fisioterapi, dan menyusul dibuka program studi Pendidikan Dokter tahun akademik 2004/2005. Pada perkembangannya empat program studi terakhir ini diintegrasikan dengan program D-3 Kesehatan dengan nama Fakultas Ilmu Kedokteran. Pada 2005, UMS mendapat izin untuk membuka program Magister Psikologi dan disusul program Magister Pengkajian Bahasa pada 2006. Pada 2006, FKIP membuka jurusan baru program D2 Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak (PGTK). Pada tahun 2006 juga dibuka Fakultas Komunikasi dan Informatika dengan satu jurusan yaitu Ilmu Komunikasi, disusul dibukanya jurusan Teknik Informatika (Perangkat Lunak) pada tahun 2007. Pada tahun 2007 FKIP juga membuka jurusan baru, yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Tahun 2007 juga ditandai dengan langkah UMS menuju universitas kelas dunia yaitu dengan dibukanya program Internasional kerjasama UMS dengan Kingston University di Inggris untuk program studi automotive engineering dan kerjasama UMS dengan Universiti Kebangsaan Malaysia untuk program studi Business Administration dan Medical Law. Sampai saat ini, UMS mengelola 42 program studi dan 2 program internasional. Di samping itu, UMS juga menyelenggarakan pendidikan profesi, seperti profesi Apoteker, Psikologi, Advokat, Ners, dan Guru. Landasan untuk menuju universitas kelas dunia semakin kuat dengan masuknya UMS dalam kelompok 50 Promising Indonesian Universities.

7. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka

UHAMKA adalah perubahan bentuk dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Jakarta. Pada saat berdirinya, lembaga pendidikan ini bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Para tokoh pendirinya antara lain adalah Arso Sosroatmojo sebagai Ketua dan H.S. Prodjokusumo sebagai Sekretaris. Pada tahun 1958, PTPG berubah nama menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKIP UMJ).

Pada tahun 1965, FKIP UMJ memperoleh izin dari pemerintah untuk berdiri sendiri dengan nama IKIP Muhammadiyah Jakarta (IKIP MJ). Konversi menjadi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) terjadi pada tahun 1997, tepatnya berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdikbud No. 138/DIKTI/Kep/1997, tanggal 30 Mei 1997. Menggunakan nama Hamka seorang tokoh Muhammadiyah yang berasal dari Maninjau, Sumatera Barat.

8. Universitas Alma Ata

Maukuliah | Universitas Alma Ata Yogyakarta

Universitas Alma Ata, disingkat UAA, merupakan universitas swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta yang didirikan oleh Yayasan Alma Ata tanggal 29 Juni 2006 dalam bentuk STIKES Alma Ata dan STIA Alma Ata. Kedua sekolah tinggi tersebut secara resmi bergabung menjadi Universitas Alma Ata tanggal 21 Desember 2015. Setelah berubah menjadi universitas.

9. Universitas Islam Malang (Unisma)

WEBSITE RESMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG – UNISMA DALAM BERITA

Universitas Islam Malang (UNISMA) adalah perguruan tinggi swasta Islam di lingkungan Nahdlatul Ulama yang berada di Kota Malang, Jawa Timur.UNISMA didirikan pada tanggal tanggal 27 Maret 1981. Rektor Unisma Periode 2024-2028 dijabat oleh Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D

Kampus Universitas Islam Malang (UNISMA) didirikan di Kota Malang pada tanggal 27 Maret 1981 oleh tim sembilan. Tim sembilan tersebut menetapkan KH Masjkur sebagai Ketua Yayasan UNISMA dan KH Oesman Mansoer sebagai Rektor UNISMA. Keberadaan Univeristas Islam Malang diinisiasi oleh para tokoh masyarakat, ulama dan cendekiawan muslim di kalangan Nahdlatul Ulama di kota Malang. Awalnya, para tokoh tersebut ingin mendirikan suatu Perguruan Tinggi Islam. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut, pada tanggal 27 Maret 1981 berdirilah Yayasan Sunan Giri (sekarang berubah menjadi Yayasan Universitas Islam Malang) yang berkedudukan di Jalan MT. Haryono 193 Malang.

Berdirinya UNISMA ini dipelopori oleh para Sarjana Muslim yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah. Para Sarjana Muslim tersebut kemudian sepakat untuk merealisasikan amanat tersebut dengan membentuk Panitian Sembilan yang bertugas menangani konsep dan bentuk teknis dalam rencana pendirian suatu Perguruan Tinggi.

Cikal bakal berdirinya Unisma adalah Fakultas Tarbiyah yang mengalami sejarah panjang sebelum menjadi salah satu fakultasnya. Terbentuknya Fakultas Tarbiyah ini diawali dengan berdirinya akademi Pendidikan Ilmu dan Agama Islam (APIA) yang selanjutnya berubah menjadi Fakultas Tarbiyah Watta’lim (FTT) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU).

Hal ini dikukuhkan dengan SK. Menteri Agama RI nomor : 16/1963 tanggal 12 Januari 1963 yang menyatakan Ijasah Sarjana Muda FTT UNU Malang diakui sama dengan Ijasah Sarjana Muda Institut Agama Islam Negeri. Pada tahun 1968 nama UNU Malang diubah menjadi UNSURI Jawa Timur dan berkedudukan di Surabaya dan memiliki beberapa fakultas yang ada di Malang, antara lain Fakultas Pertanian, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat. Pada tahun 1971 Fakultas Tarbiyah Wata’lim (UNU) berubah menjadi Fakultas Tarbiyah UNSURI.

Ketika Yayasan Universitas Islam Sunan Giri Malang berdiri, maka Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Pertanian UNSURI bergabung menjadi salah satu fakultas di Universitas Islam Malang.

Sejak tanggal 7 Oktober 1983 UNISMA mendapat status Terdaftar untuk program pendidikan Sarjana Muda dengan SK. Mendikbud RI no 0425/1983 Untuk Fakultas Pertanian (Jurusan Budidaya Pertanian, Sosial Ekonomi Pertanian), Fakultas hukum (Jurusan Keperdataan, Pidana dan Administrasi Negara), Fakultas Peternakan (jurusan Produksi Ternak), Fakultas Teknik (Jurusan Sipil, mesindan elektro), Fakultas keguruan Ilmu Pendidikan (Jurusan pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia serta Pendidikan Matematika), dan Fakultas Ekonomi (jurusan manajemen dan akuntansi).

Fakultas Ilmu Administrasi pada 27 Maret 1983 ini mulai beroperasi dengan jurusan Administrasi Negara dan Administrasi Niaga. Sejak 31 Maret 2005 Universitas Islam Malang telah membuka Fakultas Kedokteran.

10. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Raih Akreditasi A - Akurat

Niat untuk mendirikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah ada sejak lama. Prof. Dr. Kahar Muzakkir dalam berbagai kesempatan melemparkan gagasan perlu didirikannya Universitas Muhammadiyah. Ketika Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pengajaran meresmikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1960, secara eksplisit piagam pendiriannya mencantumkan FKIP sebagai bagian dari Universitas Muhammadiyah. Barulah pada bulan Maret 1981, melalui perjuangan yang keras beberapa aktivis Muhammadiyah seperti Drs. H. Mustafa Kamal Pasha, Drs. M. Alfian Darmawan, Hoemam Zainal, S.H., Brigjen. TNI. (Purn.) Drs. H. Bakri Syahid, K.H.Ahmad Azhar Basir, M.A., Ir.H.M.Dasron Hamid, M.Sc., H.M. Daim Saleh, H.M.H. Mawardi, Drs. H. Hasan Basri, Drs. H. Abdul Rosyad Sholeh, Zuber Kohari, Ir. H. Basit Wahid,H Tubin Sakiman, Drs. Ahmad Fadhil yang gigih mencari Mahasiswa serta didukung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu, K.H. A. R. Fakhrudin dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY H. Mukhlas Abror, secara resmi didirikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang kemudian berkembang hingga saat ini.

Pada awal berdirinya, rektor UMY dipercayakan kepada Brigjen. TNI (Purn) Drs. H. Bakri Syahid, yang saat itu sudah selesai masa tugasnya sebagai Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rektor periode berikutnya dipercayakan kepada Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc. Akan tetapi karena proses permintaan izin menteri belum selesai, maka ditunjuk seorang sesepuh Muhammadiyah, H. M. H Mawardi, menjadi rektor. Pada tahun 2019, Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta yang terletak tidak jauh dari kampus UMY bergabung dengan UMY.   Kami Juga Menyediakan Jasa Paket Aqiqah di Jakarta Selatan, Bagi Anda Yang Ingin Aqiqah Bisa Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119 Demikianlah review singkat tentang 10 Pondok Pesantren di Jabodetabek yang bisa Anda jadikan referensi, semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.

WhatsApp WA Sekarang
Pesan Sekarang