Parenting style atau pola asuh orang tua memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak. Pola asuh yang diterapkan dengan cara yang tepat tentunya akan memberi dampak baik bagi kepribadian anak, pun sebaliknya. Inilah mengapa setiap orang tua ataupun pasangan yang akan menikah perlu memahami berbagai konsep parenting style dan efeknya terhadap anak.
Tanpa disadari, ternyata masing-masing orang tua memiliki cara pengasuhan yang berbeda, lho. Dilansir dari beberapa sumber, terdapat 6 tipe parenting dengan masing-masing ciri khasnya. Dengan mengetahui tipe parenting yang ada, setidaknya Ibu dan Ayah bisa memiliki banyak referensi untuk mengasuh anak agar tumbuh kembangnya lebih optimal.
Mari simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui beberapa jenis pola asuh orang tua beserta dampaknya.
Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua
Penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa jenis pola asuh yang diterapkan sudah tepat dan dapat menjaga kesehatan mental anak. Pola asuh terbagi menjadi 6 jenis, Berikut masing-masing penjelasannya beserta dampak yang didapat anak :
1. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif dikenal juga dengan pola asuh demokratis. Jenis pengasuhan ini mengutamakan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua dengan pola asuh otoritatif selalu berusaha untuk mendukung, responsif, mendengarkan sudut pandang anak, dan menciptakan rasa kesadaran pada anak dengan menjelaskan setiap aturan secara bijak.
Menerapkan pola asuh otoritatif memberikan ruang bagi anak dan orang tua untuk lebih banyak berdiskusi satu sama lain. Namun, di sisi lain orang tua juga tetap memberikan batasan yang tegas terhadap anak serta mendorongnya untuk bersikap mandiri.
Dalam tipe ini, orang tua tetap memiliki aturan-aturan yang wajib dipenuhi oleh si kecil, namun masih bisa dinegosiasikan. Struktur aturan yang ditetapkan pun sifatnya masih fleksibel, sebab orang tua mengacu pada mana yang paling tepat dan paling sesuai dengan kebutuhan atau minat si kecil.
Orang tua masih berupaya untuk memberikan kebebasan pada si kecil, asalkan tetap pada koridor peraturan yang diberikan. Tetap mengontrol, namun tidak mengikat. Baca Juga Jasa Paket Aqiqah di Tangerang Selatan – Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081 878 9119.
Salah satu bentuk implementasi tipe otoritatif ini adalah mengarahkan si kecil untuk tidak meninggalkan mainan di sembarang tempat dengan alasan kebersihan dan kesehatan. Ibu bisa membebaskan di mana si Kecil akan menyimpan mainan pada tempat yang menurutnya bersih dan aman.
Pengaruh pola asuh otoritatif terhadap anak di antaranya :
Mampu berinteraksi dengan baik.
Mudah bekerjasama dengan orang lain.
Cenderung tidak menunjukkan kekerasan.
Cenderung dapat mencapai keberhasilan dalam bidang akademik.
Dapat mengendalikan diri dengan baik.
Memiliki keterampilan sosial yang bagus.
Memiliki kesehatan mental yang baik.
Ciri Khas :
Memiliki struktur peraturan yang fleksibel, mengontrol anak secara intensif, komunikasi, membimbing.
2. Pola Asuh Otoriter
Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter memiliki kontrol sangat tinggi terhadap anak, sedangkan tingkat responsifnya cukup rendah. Pola asuh ini hanya mengutamakan komunikasi satu arah melalui berbagai larangan dan perintah secara ketat.
Tak jarang orang tua dengan pola asuh otoriter memberikan hukuman atau menerapkan disiplin keras untuk mengendalikan perilaku anak, seperti memberikan hukuman fisik. Yang mana, hal tersebut tentu berisiko memengaruhi kesehatan mental anak.
Gaya parenting otoriter dikenal sebagai gaya parenting yang paling tegas. Ciri khas ketegasan otoriter adalah ekspektasi tinggi terhadap apa yang diharapkan oleh orang tua. Orang tua dengan tipe parenting otoriter cenderung keras dan kaku. Anak harus patuh terhadap apa yang diinginkan orang tua. Jika tidak terpenuhi, maka harus ada konsekuensi serta hukuman yang ketat untuk anak.
Salah satu implementasi tipe parenting otoriter, adalah pengaturan jadwal makan dan tidur yang sangat kaku. Jika Ibu menetapkan waktu makan jam 12 siang, maka itu akan terjadi pada jam tersebut dan tidak boleh lewat atau kurang sedikitpun! Tipe parenting otoriter juga sangat tegas pada pemilihan menu makan, potty training, atau pun aktivitas anak saat melakukan kegiatan sekolah.
Beberapa dampak dari pola asuh orang tua yang otoriter terhadap anak adalah :
Anak selalu takut salah.
Sulit mengambil keputusan sendiri.
Rentan memiliki masalah mental.
Tidak berani mengemukakan pendapat.
Cenderung kesulitan mencapai nilai akademik yang memuaskan.
Merasa rendah diri dan tidak mandiri.
Sering menunjukkan banyak masalah dalam berperilaku, contohnya berbohong.
Ciri Khas :
Berkomitmen, disiplin, peraturan yang ketat, terjadwal sangat teratur, cenderung bersifat satu arah (dari orang tua ke anak).
3. Pola Asuh Permisif
Orang tua dengan pola asuh permisif cenderung memprioritaskan kenyamanan anak, sehingga mereka akan bersikap layaknya teman kepada anak. Anak yang menerima pola asuh ini juga jarang mendapatkan aturan yang ketat atau hukuman.
Namun di sisi lain, orang tua menjadi lemah terhadap setiap keinginan anak. Sehingga mereka tidak bisa mengatakan “tidak” dan cenderung memanjakan anaknya. Akibatnya, anak tidak memahami batasan yang jelas dan cenderung menunjukkan beberapa sifat berikut ini ketika dewasa.
Dampak dari pola asuh Permisif :
Impulsif dan agresif.
Tidak mandiri.
Memiliki kontrol diri yang kurang baik.
Cenderung egois dan mendominasi.
Tidak memiliki tujuan.
Tidak dapat mengikuti aturan.
Berisiko lebih besar menghadapi masalah dalam hubungan dan interaksi sosial.
Ciri Khas :
Minim pengawasan, anak cenderung dibebaskan, tidak memiliki struktur keseharian yang disiplin, penuh kehangatan. Baca Juga Paket Aqiqah Anak Laki-laki dan Paket Aqiqah Anak Perempuan.4. Pola Asuh Neglectful
Karakteristik pola asuh neglectful di antaranya, tidak memberikan batasan yang tegas terhadap anak, tidak memerhatikan kebutuhan anak, bahkan enggan terlibat dalam kehidupan anak. Singkatnya, gaya pengasuhan ini ditandai dengan orang tua yang bersikap acuh.
Ada berbagai faktor yang dapat mendasari orang tua menerapkan pola asuh ini, salah satunya adalah masalah kesehatan mental, misalnya orang tua yang mengalami depresi, menjadi korban pelecehan/kekerasan, atau pernah diabaikan semasa anak-anak sehingga mereka menerapkan hal yang sama pada anaknya.
Sejumlah dampak pola asuh neglectful terhadap pertumbuhan anak di antaranya :
Kurang percaya diri.
Tidak mampu mengatur emosi sendiri.
Memiliki risiko lebih besar terkena gangguan mental.
Cenderung merasa rendah diri.
Lebih impulsif.
Terlihat tidak bahagia.
Ciri Khas :
Cuek, minim kepedulian, minim pengawasan, tidak ada quality time.
5. Pola Asuh Attachment
Pola asuh attachment menekankan pada kedekatan secara fisik dan emosional dengan si kecil. Kedekatan ini dibangun dengan perhatian, kasih sayang, serta komunikasi yang hangat sejak hari pertama bayi dilahirkan. Sentuhan fisik seperti pelukan dan usapan sangat berarti pada tipe parenting ini.
Dampak dari pola asuh Attachment :
Responsif terhadap kontak fisik
Penuh perhatian
Berhati lembut
Ciri Khas :
Perhatian, kontak fisik, kedekatan emosional.
6. Pola Asuh Free-Range
Hampir sama seperti permisif, namun tipe parenting free-range memiliki pedoman dan anjuran untuk diaplikasikan dalam pengasuhan.
Jika pada permisif, ibu bebas membiarkan si kecil menentukan sendiri tanggung jawabnya, pada tipe free-range Ibu membebaskan si kecil untuk lebih mandiri dengan menganalisa sendiri pedoman yang Ibu berikan.
Intinya, tipe free-range membebaskan si kecil melakukan apapun yang menurut ibu mampu, namun tidak serta merta membiarkannya melakukan apapun yang ia inginkan, terutama jika tidak sesuai dengan pedoman.
Dampak Dari Pola Asuh Free-Range :
Tumbuh percaya diri
Suka terhadap tantangan
Demokratis
Pantang menyerah
Kreatif dalam problem solving
Ciri Khas :
Kebebasan namun tetap ada batasan, demokratis, orientasi pada kemandirian.
Setiap jenis pola asuh orang tua menggunakan pendekatan yang berbeda dalam membesarkan anak, tentu saja masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti halnya pemaparan di atas. Lantas, manakah jenis pola asuh orang tua yang paling baik untuk diterapkan?
Gaya pengasuhan yang paling banyak direkomendasikan adalah jenis pola asuh otoritatif. Pasalnya, anak-anak yang memiliki orang tua berwibawa (otoritatif), kemungkinan besar bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan dapat mengungkapkan pendapat serta perasaan mereka secara baik.
Kami Juga Menyediakan Paket Aqiqah di Jakarta Selatan, Bagi anda yang ingin aqiqah bisa hubungi kami Slamet Aqiqah 081 878 9119.