Dampak Menerapkan Cara Mendidik Anak yang Salah

Dampak Menerapkan Cara Mendidik Anak yang Salah

Dampak salah mendidik anak bisa menjadi sangat fatal karena dapat memengaruhi perkembangan, bahkan memberi efek terhadap masa depan mereka. Kesalahan dalam mendidik anak, bisa beraneka ragam, begitu juga dengan dampak yang bisa diterima.

Mendidik anak memang bukanlah urusan yang sepele atau remeh temeh. Ada berbagai hal yang harus diperhatikan. Hal ini agar cara mengasuh kita kepada anak bisa menjadi baik dan tidak salah kaprah. Karena banyak orang tua yang salah dalam mendidik anaknya.

Cara mendidik yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak itu sendiri. Jika seorang anak dididik dengan baik, maka anak tersebut bisa tumbuh menjadi anak yang baik. Namun jika cara mendidiknya salah, maka bisa berdampak buruk pada sang anak. Oleh sebab itu, sudah sewajibnya kita tahu cara mendidik anak yang baik agar tidak mendapat hasil yang buruk.

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Setiap orang tua juga selalu ingin menjadi yang terbaik untuk anaknya.

Tanpa disadari, banyak orang yang berpikir bahwa menjadi orang tua terbaik adalah seperti orang tuanya di masa lalu dan meniru cara mereka mendidik anak. Pengulangan pola ini bisa bersumber dari inner child masing-masing orang tua.

Ada yang merasa, “Aku dulu baik-baik saja, kok, diasuh dengan cara seperti itu. Malah bisa jadi seperti ini,” sehingga memberlakukan pengasuhan yang sangat ketat dan menerapkan standar tinggi seperti caranya diasuh dulu. Padahal, dia lupa, bahwa banyak luka-luka emosional di masa kecil yang ia bawa hingga sudah menjadi orang tua dan belum juga sembuh.

Ada juga yang merasa, “Orang tuaku dulu terlalu ketat, aku tidak mau anak-anakku merasakan seperti apa yang aku rasakan sewaktu kecil dulu,” sehingga memberlakukan kelonggaran pada anak. Padahal, agar tumbuh dan berkembang dengan baik, seorang anak juga butuh aturan dan struktur. kesalahan paling umum dari cara mendidik anak yang dapat berbahaya bagi kesehatan mentalnya.

Menjadi orangtua memang memerlukan cara tersendiri dalam mendidik anak-anaknya nanti. Tujuan dari didikan tersebut tentunya agar anak-anak bisa menjadi pribadi yang baik, beretika, dan dapat terus menjaga lisan, serta perbuatannya hingga tumbuh dewasa nanti. Baca Juga Jasa Paket Aqiqah di Tangerang Seletan – Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119

Tentunya karakter anak tidak akan pernah lepas dari sikap yang ditunjukkan oleh orangtuanya, termasuk apabila orangtuanya mampu menempatkan diri untuk bersikap lembut atau pun tegas kepada anak. Justru ada beberapa dampak serius berikut ini yang mungkin akan timbul apabila orangtua ternyata tak mampu tegas terhadap anak.

cara mendidik anak tanpa emosi

Pendidikan yang dimaksudkan adalah proses perubahan sikap dan tata laku dalam usaha mendewasakan manusia. Contohnya, mencakup agama, etika, moral, teknologi, dan lain sebagainya. Ada beberapa orang tua yang tidak memberikan pendidikan yang layak. Hal ini mengakibatkan anak tumbuh dalam kondisi yang tidak siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

2. Orang Tua yang Gagal Memahami Emosi Anak

Orang tua bisa saja mengabaikan perasaan anak atau sebaliknya terlalu memanjakan, termasuk di dalamnya misal memberi label, mengabaikan perbuatan salah, suka mengancam dan menakuti, dan lainnya. Dalam tindakan semacam ini, anak akan sulit menerima kritik dan saran dari orang lain. Anak bahkan akan tumbuh menjadi sosok yang sulit memahami diri sendiri apalagi memahami perilaku orang lain.

3. Orang Tua yang Egois

Orang tua yang egois mengutamakan kepentingannya di atas kepentingan anak, orang tua yang bertengkar di depan anak, menuntut berlebihan, dan lainnya. Anak dengan orang tua semacam ini akan tumbuh dengan trauma dan bahkan bisa saja mengabaikan orang tua sebagai sosok pemberi trauma. Baca Juga Paket Aqiqah Anak Laki-laki & Paket Aqiqah Anak Perempuan.

4. Orang Tua yang Bermasalah dalam Komunikasi dan Sosialisasi

Orang tua semacam ini biasanya melarang anak bergaul, sedangkan dirinya sendiri tidak meluangkan waktu. Orang tua jarang berbincang atau mendengar cerita anak. Anak semacam ini akan tumbuh menjadi sosok yang sulit juga untuk mengemukakan ide dan pendapat. Cenderung menjadi pengikut, walau dia sebenarnya tidak ingin. Juga tidak mampu memahami impian dan keinginannya sendiri.
Menjadi orang tua memang merupakan sebuah tantangan besar bagi seluruh orang tua. Namun, setiap orang tua pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk anak-anak.

5. Menimbulkan Trauma pada Anak

Jika anak dididik dengan cara yang salah sampai membuat anak menjadi merasa tidak nyaman bahkan takut dengan orang tuanya sendiri, maka hal tersebut bisa menimbulkan trauma pada diri anak. Sampai dewasa anak akan melihat orang tuanya sebagai orang yang menakutkan.

6. Perkembangan Anak Kurang Maksimal

Cara mendidik orang tua sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. Maka dari itu, jika pola asuh atau cara mendidik orang tua salah, maka perkembangan anak bisa menjadi kurang maksimal. Misalnya dalam hal minat dan bakat, jika orang tua memaksakan suatu bidang yang tidak disukai oleh sang anak dan justru tidak mendukung minat dan bakat anak itu sendiri, maka hasilnya akan kurang baik.

7. Selalu Memberi Terlalu Banyak Pilihan

Sekilas mungkin tak ada yang buruk dengan hal ini. Bukankah memberikan pilihan mencerminkan sikap yang demokratis dari orang tua? Ya, pilihan adalah sebuah privilege. Tidak semua anak punya kesempatan untuk memilih. Padahal kenyataannya anak-anak bisa kewalahan jika mereka selalu diberi begitu banyak pilihan. Mereka cenderung akan kesulitan mengeliminasi pilihan dan malah bisa tumbuh menjadi orang yang terobsesi dengan keistimewaan bisa memiliki banyak pilihan.

8. Selalu Berusaha Membuat Anak Bahagia

Tugas orang tua adalah mengajarkan anak untuk mampu mencari sumber kebahagiaannya serta mencari cara untuk membahagiakan diri mereka sendiri. Anak-anak seperti ini akan memiliki kemampuan mengenali emosi negatifnya dan berusaha mengelolanya sendiri.

Sementara, orang tua yang selalu berusaha membuat anaknya bahagia rentan menyingkirkan emosi negatif anak. Mereka kerap berkata, “Oh, kamu nggak apa-apa, kok,” atau, “Ini baik-baik aja, kok” kemudian mencari banyak cara untuk menghiburnya termasuk mengajaknya jalan-jalan, memberi hadiah, atau bahkan memindahkan lingkungannya. Ini membuat anak menjadi tidak belajar mengenali emosinya sendiri. Di samping itu, emosi negatif yang tidak divalidasi juga tidak pernah hilang, melainkan terkubur dan malah berdampak buruk pada kesehatan mental anak.

9. Anak tidak bisa bertanggung jawab dengan kesalahannya

Orangtua mungkin menyadari secara penuh bahwa anak-anak biasanya memiliki perilaku tersendiri yang sangat aktif. Bahkan tak jarang perilaku aktif dari anak kerap membuat orangtua menjadi kesal hingga terpancing emosinya. Namun, banyak pula orangtua yang pada akhirnya justru tidak menegur anak.Sebetulnya menegur anak menjadi salah satu bentuk ketegasan dari orangtua apabila ternyata memang mereka melakukan sebuah kesalahan. Jika orangtua tidak mampu bersikap tegas terhadap anak, maka nantinya anak tak akan mampu bertanggung jawab atas kesalahannya.

10. Anak tak bisa membedakan yang baik dan buruk

Dampak pertama yang mungkin muncul adalah risiko sulitnya anak dalam membedakan mana hal yang baik dan hal buruk. Tentunya proses didikan ini sangat memerlukan peran dari orangtua, sehingga dapat membantu anak untuk bisa menjauhi hal-hal yang buruk dan mendekati hal-hal yang baik.Jika orangtua tidak mampu tegas terhadap anak, maka nantinya anak tidak tahu bahwa apabila ia telah melakukan hal buruk maka akan mendapatkan konsekuensi tersendiri. Itulah mengapa orangtua tetap harus bersikap tegas kepada anak, namun dalam konteks yang tepat. Kami Juga Menyediakan Jasa Paket Aqiqah di Jakarta Selatan, Bagi Anda Yang Ingin Aqiqah Bisa Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119 

WhatsApp WA Sekarang
Pesan Sekarang