Mengenal Kisah Singkat Dan Mukjizat Nabi Nuh AS

Mengenal Kisah Singkat Dan Mukjizat Nabi Nuh AS

Nabi Nuh AS merupakan salah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diimani oleh umat Islam. Kisah Nabi Nuh AS yang paling terkenal ialah peristiwa banjir bandang besar yang menimpa kaumnya, yang tidak mau taat dan bertobat kepada Allah SWT. Pada saat tersebut, Nabi Nuh AS beserta pengikut setianya membuat kapal besar sehingga mereka bisa selamat dari azab pedih Allah SWT. 

Kisah Nabi Nuh AS tersebut dapat menjadi rekomendasi cerita anak yang dapat Bunda bacakan kepada Si Kecil. Kisah Nabi Nuh AS banyak mengajarkan pesan moral dan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Tak hanya itu, melalui cerita Nabi Nuh AS Bunda sekaligus dapat menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak-anak melalui beragam kisahnya. 

Kisah Nabi Nuh AS Dan Silsilah Keluarganya

Nabi Nuh a.s. merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam a.s. dan Nabi Nuh a.s. memiliki nama lengkap Nuh bin Lamik bin Matusylakh bin Idris bin Yarad bin Mahlayil bin Qainan bin Anusi bin Syits bin Adam. Nabi Nuh a.s. diriwayatkan lahir di Mesopotamia dan diutus untuk Bani Rasib.

Nabi Nuh a.s. mempunyai 4 orang anak, yakni Sam, Ham, Yafits, dan Kan’an. Pada pendapat lain mengatakan bahwa Nabi Nuh a.s. mempunyai 4 anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan yang tidak diketahui namanya.

Dari keluarga Nabi Nuh a.s., Kan’an dan istri Nabi Nuh a.s. yang bernama Wali’ah menjadi anggota keluarga yang tidak beriman kepada Allah Swt. Baca Juga Jasa Paket Aqiqah di Tangerang Seletan – Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119.

Kisah Nabi Nuh AS Selama Masa Dakwahnya

Diriwayatkan, Nabi Nuh a.s. lahir sekitar 1000 tahun setelah wafatnya Nabi Adam a.s. Namun, ada pula yang menyebutkan bahwa Nabi Nuh a.s. lahir 146 tahun setelah wafatnya Nabi Adam a.s. Pada masa itu, terjadi kekosongan di antara dua rasul (Nabi Adam a.s. dan Nabi Idris a.s.) yang dikenal dengan masa Fatrah.

Apabila dibiarkan terlalu lama, ditakutkan umat manusia akan kembali ke ajaran nenek moyang, yakni menyembah berhala dan melakukan berbagai macam dosa, seperti membuat kemungkaran dan bermaksiat. Pada masa fatrah itulah Nabi Nuh a.s. menerima wahyu dari Allah Swt untuk menyebarkan ajaran tauhid, yakni menyembah Allah Swt Yang Maha Esa. 

Nabi Nuh a.s. diutus di tengah-tengah Bani Rasib yang menyembah 5 berhala, yakni Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Dikisahkan, berhala-berhala tersebut berasal dari nama-nama orang saleh yang kala itu hidup di tengah kaum tersebut. Mereka membuat patung tersebut untuk mengenang jasa dan kebaikan 5 orang taat tersebut. Sayangnya, semakin lama, Bani Rasib tersebut justru mulai mengistimewakan dan bahkan mulai menyembah patung tersebut.

Nabi Nuh a.s. mulai mengajak kaumnya untuk menyembah Allah Swt. Sayangnya, Nabi Nuh a.s. mendapat penolakan keras dari Bani Rasib dan mengatakan bahwa Nabi Nuh a.s. adalah orang yang sesat. Kisah Nabi Nuh a.s. yang berdakwah kepada Bani Rasib pun tertulis dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 59-64 :

“Sungguh, Kami telah mengutus Nuh (sebagai rasul) kepada kaumnya, lalu ia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah (karena) tidak ada tuhan bagi kamu selain Dia.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (hari Kiamat).”

“Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar melihatmu (berada) dalam kesesatan yang nyata.” Dia (Nuh) menjawab, “Hai kaumku, tidak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah rasul dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”.”

“Apakah kamu (tidak percaya dan) heran bahwa telah datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu kepada seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu, agar kamu bertakwa, dan agar kamu mendapat rahmat?” (Karena) mereka mendustakannya (Nuh), Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera serta Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).”

Nabi Nuh a.s. tidak merasa putus asa. Beliau tetap berdakwah untuk memperkenalkan Allah Swt lewat ciptaan-Nya, seperti matahari, bulan, bintang, tanaman, hewan-hewan dan lain-lain. Nabi Nuh a.s. juga memberikan bukti kebesaran Allah Swt serta menerangkan kepada kaumnya bahwa setiap tindakan kita akan diganjar oleh Allah Swt, apakah itu mendapat pahala atau mendapat dosa.

Setiap berdakwah, Nabi Nuh a.s. selalu mendapat tanggapan yang tidak menyenangkan. Banyak yang mencemooh, menghina, bahkan mengancam Nabi Nuh a.s. Namun, Nabi Nuh a.s. selalu berdoa kepada Allah Swt agar hati kaumnya terbuka dan menerima ajaran tauhid yang diberikan. 

Kisah Nabi Nuh AS Membuat Bahtera

Sampai akhirnya, Nabi Nuh a.s. mendapat wahyu dari Allah Swt untuk membuat kapal atau bahtera yang besar agar bisa menampung para pengikutnya serta hewan-hewan. Tanpa bertanya, Nabi Nuh a.s. segera melaksanakan perintah dari Allah Swt tersebut. Nabi Nuh a.s. mulai mengerjakan membuat bahtera di tempat yang jauh dari jangkauan kaumnya.

Namun, para kaumnya mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh Nabi Nuh a.s. dan mereka mulai mencemooh dan mengatakan bahwa Nabi Nuh a.s. adalah orang gila. Mereka terus mengejek apa yang sedang dikerjakan oleh Nabi Nuh a.s. dan Utusan Allah Swt tersebut pun berkata bahwa akan tiba masanya mereka akan mendapat azab pedih dari Allah Swt. 

Mendengar perkataan Nabi Nuh a.s., mereka semakin menghinanya. Kendati demikian, Nabi Nuh a.s. tidak mau ambil pusing dan terus mengerjakan membuat bahtera. Diriwayatkan, bahtera Nabi Nuh a.s. berukuran dengan panjang 300 hasta (183 meter), lebar 50 hasta (30,5 meter), dan tinggi 30 hasta (18,3 meter). 

Bahtera Nabi Nuh a.s. terbagi menjadi 3 tingkat, yakni tingkat bawah untuk binatang buas dan binatang ternak, tingkat tengah untuk para pengikutnya dan binatang jinak, dan tingkat atas untuk burung-burung.

Kisah Nabi Nuh a.s. dalam membuat bahtera ini tertuang dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 36-39 yang berbunyi :

“Diwahyukan (oleh Allah) kepada Nuh, “(Ketahuilah) bahwa tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar telah beriman. Maka, janganlah engkau bersedih atas apa yang selalu mereka perbuat. Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan (lagi) dengan-Ku tentang (nasib) orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

“Mulailah dia (Nuh) membuat bahtera itu. Setiap kali para pemuka kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu mengejek kami, sesungguhnya kami pun akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami). Maka, kelak kamu mengetahui siapa (di antara kita) yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa pula) yang akan ditimpa azab yang kekal.”

Kisah Nabi Nuh AS Dan Banjir Bandang

Hari pembalasan bagi kaum Nabi Nuh a.s. pun tiba. Allah Swt pun memerintahkan Nabi Nuh a.s. bersama pengikutnya serta hewan-hewan untuk masuk ke dalam bahtera yang dibuatnya. Para kaumnya yang masih ingkar mengolok-olok Nabi Nuh a.s. bersama para pengikutnya adalah orang yang tidak mempunyai akal dan sesat. Namun, Nabi Nuh a.s. tidak memedulikan omongan mereka.

Sebelumnya, kaum Nabi Nuh a.s. telah diberitahu bahwa akan ada banjir bandang yang dapat menenggelamkan wilayah tersebut bahkan bisa menenggelamkan seluruh manusia. Namun, mereka tidak mempercayai kata-kata Nabi Nuh a.s. Bahkan, istri Nabi Nuh a.s. dan anak mereka yang bernama Kan’an termasuk ke dalam golongan kaum yang tidak menaati ajaran Nabi Nuh a.s.

Nabi Nuh a.s. pun masih mencoba mengajak sang istri dan Kan’an untuk beriman kepada Allah Swt. Namun, keduanya tetap menolak dan tetap berpegang teguh kepada ajaran nenek moyang. Sehingga, dengan berat hati Nabi Nuh a.s. meninggalkan dua anggota keluarganya tersebut.

“Nuh memanggil anaknya, sedang dia (anak itu) berada di tempat (yang jauh) terpencil, “Wahai anakku, naiklah (ke bahtera) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan berlindung ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari air (bah).” (Nuh) berkata, “Tidak ada penyelamat pada hari ini dari ketetapan Allah kecuali siapa yang dirahmati oleh-Nya.” Gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah dia (anak itu) termasuk orang-orang yang ditenggelamkan,” (QS. Hud 42-43).

Maka, habislah kaum yang mengingkari ajaran Nabi Nuh a.s. termasuk istri dan anaknya, Kan’an. Padahal Nabi Nuh AS telah memperingatkan Kan’an bahwa tidak akan ada yang selamat dari azab Allah SWT. Hingga akhirnya ia pun ikut tenggelam bersama dengan orang-orang durhaka lain yang menentang ajaran Nabi Nuh AS. 

Nabi Nuh AS sangat bersedih dan menyesali sikap putranya yang tetap keras sampai saat terakhir menjelang ajalnya. Allah SWT kemudian mengingatkan dan menghibur Nabi Nuh AS meski putranya adalah keluarga sendiri, namun ia termasuk kafir karena menentang ajarannya. Baca Juga Paket Aqiqah Laki laki dan Paket Aqiqah Perempuan.

Hikmah Cerita Dari Kisah Nabi Nuh AS Untuk Di Ajarkan Kepada Anak

Dua kisah Nabi Nuh AS di atas mengajarkan banyak pesan moral. Kesabaran Nabi Nuh AS dalam berdakwah selama ratusan tahun, meski hanya memiliki puluhan pengikut patut dijadikan teladan oleh umat manusia. Bunda dapat mengajarkan kepada Si Kecil apabila mengajak orang lain dalam hal kebaikan, harus dilakukan dengan penuh kasih sayang seperti yang dilakukan oleh Nabi Nuh AS dalam berdakwah. 

Bunda, ajarkan pula kepada anak bahwa sabar dalam menghadapi kesulitan merupakan kunci kesuksesan. Setiap kali menemui sebuah tantangan dan hambatan, sebagai hamba Allah yang baik maka diharapkan kita menjadi orang yang sabar dan terus tawakal kepada Allah SWT.  

Di sisi lain, janganlah meniru sikap Kan’an dan kaum Nabi Nuh AS yang tidak mau untuk diajak bertobat dan tetap memilih menjadi kafir hingga azab merenggut nyawa mereka. Bunda dapat memberikan pemahaman pada anak bahwa beriman kepada Allah dan rasul-Nya adalah jalan selamat di dunia dan akhirat. Setiap orang akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan. 

Mukjizat Nabi Nuh AS

Berikut ini ulasan tentang mukjizat Nabi Nuh a.s yang perlu diketahui umat Muslim :

1. Rasul Pertama Yang Di Utus Ke Bumi

Banyak umat Muslim yang jarang mengetahui jika Nabi Nuh adalah Rasul pertama yang diutus ke bumi. Fakta ini diungkapkan oleh Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiyaa. Beliau mengungkapkan bahwa Nabi Nuh AS adalah rasul pertama yang diutus ke bumi ketika kerusakan dan berbagai malapetaka telah tersebar luas ke berbagai belahan bumi akibat penyembahan berhala.

Allah SWT kemudian mengutus seorang hamba dan rasul-Nya yang bernama Nuh AS yang memerintahkan manusia agar menyembah Allah SWT semata dan tidak menyekutukan-Nya. Selain itu, beliau juga melarang mereka menyembah selain Allah SWT. Pendapat mengenai Nabi Nuh AS sebagai rasul pertama bagi penduduk bumi ini bersandar pada kitab Ash-Shahihain (sahih Bukhari dan Muslim) yang berkaitan dengan hadits tentang syafaat.

Rasulullah SAW bersabda, “Selanjutnya, mereka menemui Adam dan berkata, ‘Wahai Adam, engkau adalah bapak seluruh manusia. Allah menciptakanmu langsung dengan tangan-Nya. Allah juga meniupkan langsung ruh-Nya kepadamu, memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkan dirimu tinggal di surga. Tidaklah sebaiknya engkau memohon syafaat kepada Tuhanmu untuk kami? Tidakkah kau lihat apa yang sedang kami hadapi?’

Adam menjawab, ‘Tuhanku pernah marah kepadaku dengan suatu kemarahan yang belum pernah Dia marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pula marah seperti itu sesudahnya. Dia melarang aku mendekati sebatang pohon, tetapi aku mendurhakai-Nya. Oh diriku, oh diriku. Pergilah kalian kepada orang selain aku. Pergilah kepada Nuh.

Selanjutnya, mereka menemui Nuh dan berkata, ‘Wahai Nuh, engkaulah rasul pertama yang diutus kepada penduduk bumi dan Allah menyebut dirimu sebagai ‘abdan syakuura (hamba yang bersyukur). Tidakkah kau lihat apa yang sedang kami hadapi? Tidak sebaiknya engkau memohon syafaat kepada Tuhanmu untuk kami?’

Nuh berkata, ‘Pada suatu hari, Tuhanku pernah marah kepadaku dengan suatu kemarahan yang belum pernah Dia marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pula marah seperti itu sesudahnya. Oh diriku, oh diriku…’.’ (HR Bukhari)

2. Membuat Kapal Besar

Mukjizat kedua ini termasuk yang paling terkenal diantara mukjizat Nabi Nuh yaitu  membuat kapal besar yang dikenal dengan bahtera Nuh berukuran 200 meter. Ketika itu, Nabi Nuh a.s berdoa kepada Allah Swt. agar membinasakan kaumnya. Allah pun mengabulkan doanya dengan membinasakan semuanya kecuali Nabi Nuh dan kaumnya.

Sebelum azab tiba, Allah Swt perintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera besar untuk dia dan orang-orang yang beriman serta hewan. Maka Allah berfirman kepadanya dalam surat Hud ayat 37 :

“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu; Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

3. Selamat Dari Bencana Banjir Bandang

Tidak hanya membuat kapal besar, Nabi Nuh dan kaumnya juga berhasil selamat dari bencana banjir bandang dahsyat berkat perlindungan dari Allah SWT. Setelah bahtera besar berhasil dibuat, Allah mulai menunjukkan tanda-tanda kekuasaannya agar kaum penyembah berhala takluk bahwa ketetapan Allah itu mutlak. Allah menurunkan hujan dan air bah sebagai tanda datangnya banjir besar.

Seraya itu Nabi Nuh meminta pengikutnya untuk segera menyelamatkan diri ke kapal buatannya. Sementara, kaum yang membangkang serta menolak seruan Nabi Nuh tenggelam dan binasa.

“Maka Kami selamatkan Nuh beserta orang-orang di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal,” bunyi terjemahan Q.S. Asy-Syu’ara ayat 119-120.

4. Berdakwah Hingga Usia Ratusan Tahun

Pada zaman Nabi Nuh, kezaliman tengah meningkat pesat. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Nuh untuk menyerukan ajaran Allah pada umat Bani Rasib yang menyembah patung-patung berhala. Dengan kesabaran, Nabi Nuh mulai berdakwah kepada umatnya. Dia mengajarkan untuk menyembah Allah, meninggalkan maksiat, dan berbuat kebaikan.

Sayangnya, kaum tersebut pun tetap ada saja yang masih tak percaya ajaran Allah.

“Menurut riwayat, jumlah pengikut Nabi Nuh AS tidak lebih dari 80 orang. Para pengikut Nabi Nuh AS tersebut terdiri dari orang-orang miskin dan lemah,” dikutip dari Nabi Nuh AS: Keajaiban Bahtera Raksasa karya Testriono dan Tim Divaro.

Akan tetapi, Nabi Nuh tak patah arang. Meskipun menerima banyak celaan, Beliau tetap berdakwah. Namun setiap kali Nabi Nuh berdakwah, mereka justru memasukkan anak jarinya ke telinga dan menutup wajahnya dengan pakaian tanda penolakan. Meski telah banyak tertimpa berbagai macam musibah hingga dibenci banyak orang, Nabi Nuh tetap sabar dan teguh hati berada di jalan Allah.

5. Membangun Sebuah Kota

Mukjizat selanjutnya dari Nabi Nuh adalah membangun sebuah kota yang diberi nama Samanin. Nabi Nuh juga menjadi juru penerjemahnya mengingat bahasa mereka terpecah belah menjadi delapan puluh bahasa. Dari bangsa Samanin, lahirlah seluruh bangsa diantaranya bangsa Arab, Habasyah, Yafis yang menurunkan bangsa Romawi, Yunani, Persia, Egypt, dan Turki.

6. Nabi Nuh Memiliki Umur Yang Sangat Panjang

Salah satu keutamaan yang dimiliki oleh cerita Nabi Nuh yang dalam hal ini disebut dengan mukjizat adalah, usia yang sangat panjang. Usia Nabi Nuh saat itu mencapai 950 tahun dan selama itu pula ia berdakwah untuk kaumnya. Hal itu membuktikan bahwa umurnya memang sangat panjang dan jumlahnya bisa puluhan kali lipat dibandingkan dengan usia rata-rata manusia di zaman sekarang.  Kaum Nabi Muhammad SAW pun rata-rata hidup hingga usia 60 tahun, bahkan Nabi Muhammad sendiri.

Jika ada umatnya yang hidup lebih dari usia 60 tahun di masa itu tentulah sangat jarang, dan hal itu adalah pemberian dari Allah SWT. Dari hasil penelitian dijelaskan juga bahwa usia dan juga ukuran tubuh dari manusia semakin lama akan terus mengalami kekurangan.  Hal ini berhubungan dengan teori bottleneck yang intinya, menjelaskan bahwa ada pengaruh dari usia, genetik, dan ukuran tubuh yang memang terus berkurang.

Nilai – Nilai Kehidupan Dari Kisah Nabi Nuh AS

Dari kisah Nabi Nuh AS ini terdapat beberapa nilai-nilai yang bisa dijadikan pedoman dalam hidup kita. Berikut ini nilai-nilai kehidupan dari kisah Nabi Nuh AS :

1. Kesabaran Dan Ketabahan Di Jalan Allah SWT

Nabi Nuh AS yang sudah melakukan dakwah kepada kaum kafir dan zalim selama 950 tahun ini menunjukkan kesabaran dan ketabahan untuk menyebarkan ajaran agama Allah. Berkat kesabaran dan ketabahan itu Nabi Nuh AS diberi gelar ulul azmi. Sifat kesabaran dan ketabahan dalam menyebarkan kebaikan walaupun sering diejek dan dihina oleh orang lain, sangat baik untuk dimiliki oleh diri kita. Dengan kesabaran dan ketabahan, kita akan kuat dalam menghadapi segala macam cobaan atau ujian kehidupan.

2. Bijaksana

Setiap keputusan yang diambil oleh Nabi Nuh AS selalu penuh dengan pertimbangan. Beliau selalu meminta petunjuk kepada Allah sebelum menentukan sebuah keputusan agar keputusan yang diambil tidak salah dan berada di jalan yang benar. Begitu juga dengan diri kita, sebaiknya setiap ingin mengambil keputusan selalu memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk, sehingga keputusan yang diambil dapat membuat diri kita tenang.

3. Membela Mereka Yang Miskin, Tertindas Dan Lemah

Nabi Nuh AS selalu memberikan bantuan kepada mereka yang miskin, lemah, dan tertindas. Amalan kebaikan ini perlu dimiliki oleh diri kita agar banyak orang yang terbantu dan terhindar dari hal-hal yang dapat menindas dirinya, sehingga suatu kehidupan semakin bahagia. Selain itu, membantu orang lain bisa menambah pahala untuk diri kita.

4. Selalu Besyukur

Nabi Nuh pun senantiasa selalu bersyukur kepada Allah SWT walaupun saat itu, kondisi dirinya sedang dihina dan diejek juga oleh kaum kafir.  Dari cerita kisah Nabi Nuh lengkap di atas, yaitu ia dan pengikutnya yang membuat dan ikut ke kapal besar juga menjadi rasa syukur pada Allah.

Sehingga mereka terhindar dari air bah yang pada saat itu akhirnya membuat kaum kafir dan orang-orang zalim binasa. Dalam kisah tersebut juga terdapat nilai kehidupan yang dapat diambil, maka tanamkanlah nilai kehidupan supaya hidup menjadi tenang.

5. Semangat Yang Kuat

Di dalam Surat Nuh ayat 6-7 yang artinya :

“Tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa dalam perjalanan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Nuh bukanlah sesuatu yang mudah untuk ia lalui. Banyaknya kaum yang melakukan pembangkangan serta durhaka kepadanya.

Akan tetapi, berkat dari semangat serta tekadnya yang kuat dalam berdakwah, maka Allah memberikannya sebuah gelar yaitu Ulul Azmi. Dapat dikatakan bahwa Allah akan melihat setiap proses usaha yang dilakukan oleh umatnya untuk menggapai sebuah keinginan.

Itulah beberapa nilai yang terkandung di dalam kisah Nabi Nuh saat ia menjalankan dakwahnya. Semoga kita dapat mencontoh serta mengamalkan kebaikan dari kisah Nabi Nuh tersebut. Dari kisah itu juga terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil. Jadi, tanamkan nilai-nilai kehidupan dari kisah Nabi Nuh AS agar hidup menjadi lebih tenang.

Kami Juga Menyediakan Jasa Paket Aqiqah di Jakarta Selatan, Bagi Anda Yang Ingin Aqiqah Bisa Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119.

WhatsApp WA Sekarang
Pesan Sekarang