Selain sebagai tempat ibadah umat Islam, masjid juga bisa dijadikan tempat wisata religi. Beberapa masjid di Indonesia memiliki nilai sejarah dan desain bangunan yang unik. Selain beribadah, mereka juga bisa mengetahui nilai sejarah dari bangunannya.
1. Masjid Istiqlal
Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Jakarta tanpa menyambangi Masjid Istiqlal. Tempat ibadah di Jakarta Pusat ini merupakan salah satu situs cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Masjid Istiqlal merupakan masjid negara yang dibangun pada era Presiden Soekarno dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto.
Kubah masjid, misalnya, berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia, yakni 1945. Selain itu, ada ayat kursi yang melingkari kubah tersebut. Masjid Istiqlal ditopang 12 tiang, sesuai tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1961.
Lalu, total ada lima lantai di Masjid Istiqlal yang melambangkan lima rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan jumlah sila dalam Pancasila. Kemudian, terdapat menara setinggi 6.666 sentimeter di bagian luar masjid. Angka itu merupakan keseluruhan jumlah ayat dalam Al-Qur’an. Alamat Masjid Istiqlal di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, berdekatan dengan Gereja Katedral.
2. Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC)
Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) yang merupakan Masjid Raya Provinsi DKI Jakarta adalah mahakarya keberhasilan perubahan struktur sosial. Sebelumnya, tempat tersebut merupakan tempat resosialisasi WTS Kramat Tunggak, salah satu lokalisasi ternama di Indonesia.
Bangunan masjid terdiri dari dua lantai. Lantai dasar digunakan untuk ruang fungsional kegiatan seperti kantor-kantor dan perpustakaan, sedangkan lantai atas yang merupakan ruang shalat terdiri dari mezzanine dan ruang utama. Ketika memasuki ruang utama masjid, perhatian akan terfokus pada kubah yang sangat besar dengan ornamen dua belas lampu gantung berbentuk kipas Betawi memutari ruang shalat utama. Sebuah kombinasi dekorasi yang amat indah.
Bagian kubah dikelilingi elemen kaca patri berbentuk tanda panah ke atas, bermakna hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Elemen ini memberikan sinar terang pada siang hari jika dilihat dari dalam ruangan, dan sebaliknya, menjadi penegas karakter kubah pada malam hari jika dilihat dari luar. Sebuah karya yang sangat cerdas.
Bahan dasar kubah adalah tembaga yang dapat berubah warna secara alami bersamaan dengan proses oksidasi. Pada awalnya kubah berwarna kuning kemerahan dan akhirnya akan berwarna hijau. Proses pewarnaan alamiah ini juga digunakan di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Dekorasi interior ruang utama diisi dengan kaligrafi bergaya kufik. Ayat- ayat yang ditampilkan diantaranya adalah QS. Al-Baqarah: 255 di bagian mezzanine depan, QS. An-Nuur: 35 di mezzanine belakang, QS. Al-A’raf: 55 di kanan mihrab, dan QS. Al- Mu’minuun: 1-2 di sebelah kiri mihrab. Baca Juga Jasa Paket Aqiqah di Tangerang Seletan – Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119
Suasana ala Timur Tengah dapat dirasakan dari pemilihan warna bangunan yang terdiri dari abu-abu sebagai warna dasar yang menginterpretasikan warna langit, kuning di bagian detail dekorasi bangunan yang bermakna sinar matahari, serta kombinasi hijau dan biru yang memiliki filosofi sebagai warna hutan dan lautan.
Sebuah menara setinggi 114 meter terletak di sebelah timur laut bangunan masjid. Tinggi menara ini menyimbolkan jumlah surat dalam Al- Quran. Selain sebagai tempat mengumandangkan suara azan, menara tinggi menjulang tersebut berfungsi sebagai landmark (penanda) lingkungan sekitar Jakarta Islamic Centre.
Puluhan tahun lalu, kawasan tersebut merupakan lokalisasi Kramat Tunggak yang disebut sebagai prostitusi terbesar di Asia Tenggara pada era 1970-1999. Namun, Kramat Tunggak secara resmi ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 31 Desember 1999.
Selanjutnya, Gubernur DKI kala itu, Sutiyoso, mengumukakan ide pendirian Jakarta Islamic Centre, yang didiskusikan bersama berbagai elemen masyarakat pada 2001.
Masjid Raya JIC mempunyai atap berwarna hijau. Dalam pembangunannya, pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan studi komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris, dan Perancis. Masjid ini berlokasi di Jalan Kramat Jaya Raya Nomor 1, Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
3. Masjid Agung Bogor
Masjid Agung Al Isra Kota Bogor pertama kali dibangun tahun 1987 atas keinginan para tokoh islam Kota Bogor di pusat kota yang berdampingan pusat ibadah lain. Masjid yang berdampingan dengan Alun-alun dan Stasiun Bogor ini, mulai direnovasi sejak 2016 dengan anggaran biaya Rp 113 miliar.
Pada 17 Ramadan 1445 Hijriah, Wali Kota Bogor Bima Arya meresmikan Masjid Agung Al-Isro yang telah rampung direvitalisasi. Bima berharap masjid ini menjadi pusat ekonomi, sosial, dan peradaban
“Insya Allah masjid ini akan memberikan manfaat dan berkah bagi warga sekitar dan kota Bogor,” imbuhnya. Masjid ini diharapkan menjadi tempat berkumpul yang nyaman, tidak hanya antar ulama tetapi juga ulama dengan umaro, antara pemimpin Kota Bogor dan menjadi kawah candradimuka bagi pemimpin di masa depan.
“Di masjid inilah terjadi dialektika, diskusi, pengajian dan hal-hal yang menjadi pencerahan bagi generasi muda di Kota Bogor yang islami dan qurani,”
4. Masjid Raya Bogor
Selain sebagai tempat ibadah umat Islam, masjid juga bisa dijadikan tempat wisata religi. Beberapa masjid di Indonesia memiliki nilai sejarah dan desain bangunan yang unik.
Masjid Raya Bogor adalah tempat ibadah umat Islam yang terletak di Jalan Raya Pajajaran No.10, Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur. Lebih dikenal dengan nama Masjid Raya Al-Mi’raj, masjid ini memiliki lokasi strategis serta keunikan dari segi desainnya. Selain menjadi ikon kota dan salah satu masjid terbesar di Bogor, masjid ini juga sering menjadi tujuan wisata religi.
Masjid Raya Bogor mulai dibangun pada tahun 1970 dan baru selesai pada tahun 1979. Gagasan untuk mendirikan masjid ini muncul dari Wali Kota Haji Achmad Syam, bersama dengan para ulama dan tokoh masyarakat Bogor. mereka ingin membangun sebuah masjid megah yang tidak hanya menjadi ikon kota, tetapi juga tempat ibadah bagi umat Islam di sekitarnya.
Setelah beberapa pertimbangan, Jalan Pajajaran dipilih sebagai lokasi pembangunan masjid, menggantikan rencana awal di Jalan Ir. H. Juanda. Masjid ini telah mengalami dua periode revitalisasi sejak berdiri. Periode pertama dimulai pada tahun 2006 hingga 2009, melibatkan pembongkaran dan pembangunan struktur basement plaza serta menara.
Sedangkan pada tahun 2007, fokus pada konstruksi lantai dan kolom menara, serta plaza. Tahun 2009 pun menandai penyelesaian plaza dan jalan masuk. Pada tahun terakhir, dilakukan revitalisasi interior, elektrikal mekanikal dan penataan tapak bangunan, dengan biaya mencapai Rp16 miliar. Masjid Raya Bogor yang jadi lebih besar ini pun diresmikan pada 16 Januari 2013.
5. Masjid Dian al-Mahri
Masjid Dian Al-Mahri (bahasa Arab: مسجد ديان المهري) atau yang lebih dikenal dengan Masjid Kubah Emas (bahasa Arab: مسجد القبة الذهبية) adalah sebuah kompleks masjid terbesar yang berada di Kota depok, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Selain menjadi tempat ibadah umat Muslim sehari-hari, kompleks masjid ini juga menjadi kawasan wisata keluarga dan diminati banyak orang karena kubahnya yang terbuat dari emas. Karena luasnya wilayah dan aksesibilitas untuk umum, tempat ini sering menjadi tujuan liburan keluarga atau tempat beristirahat.
Masjid ini dibangun oleh Hajjah Dian Djuriah Maimun Al-Rasyid–pengusaha asal Banten–yang telah membeli tanahnya pada tahun 1996. Pembangunannya telah dimulai pada tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini diresmikan untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Iduladha kedua di tahun tersebut. Dengan luas 50 hektar, bangunan ini menempati area seluas 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid itu sendiri dapat menampung sekitar 20.000 Jemaah. Luas masjid dengan ukuran 50.000 m² ini sering disebut sebagai salah satu yang terbesar di Asia Tenggara
Adapun keenam masjid lainnya adalah; Masjid Jame1 Asra dan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin keduanya di Brunei Darussalam, Masjid Al-Askari di Samarra, Irak, Masjid Qubbah As Sakhrah di Yerussalem Palestina, Masjid Suneri, Lahore, Pakistan, serta Masjid Sultan Singapura. Baca Juga Paket Aqiqah Laki laki dan Paket Aqiqah Perempuan
Secara umum, arsitektur masjid yang berlokasi di Depok Jawa Barat tersebut mengikuti tipologi arsitektur masjid dengan ciri kubah, menara, halaman dalam, serta penggunaan detail atau hiasan-hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk untuk memperkuat ciri keislaman. Seluruh permukaan bangunan terdiri dari dua susun dan dibalut batu granit yang secara khusus didatangkan dari Italia.
Halaman dalam (courtyard) terdiri dari empat sisi. Satu sisi langsung berhubungan dengan ruang shalat dan tiga lainnya dibatasi selasar dengan sederetan pilar berbalut batu granit membentuk arcade. Material ini didatangkan dari Brazil.
Enam menara berbentuk segi enam- masing-masing terdiri dari enam tingkat yang melambangkan rukun iman- menjulang ke angkasa setinggi 40 meter. Menara-menara ini juga dibalut batu granit berwarna abu-abu dengan ornamen yang melingkar di setiap tingkat. Di puncak menara terdapat kubah berlapis mozaik emas.
Kubah mengacu pada bentuk yang digunakan masjid-masjid di Persia dan India, menjulang dan dominan sebagai elemen arsitektur. Jumlah lima kubah melambangkan rukun Islam. Istimewanya, kubah dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang didatangkan dan dipasang khusus oleh tenaga dari Italia.
Bagian dalam masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang dalam menggunakan material marmer yang kebanyakan didatangkan dari Turki. Dominasi warna-warna monokrom dengan unsur utama krem cenderung salem membuat ruangan terasa tenang dan hangat.
6. Masjid At-Thohir
Masjid berarsitektur Timur Tengah yang bernuansa putih yang megah, indah, dan gagah itu menjadi ikon baru di kawasan Cimanggis, Tapos, Depok, Jawa Barat. Dia membuat siapa pun yang melewatinya terkesima. Nama masjid ini Masjid At-Thohir.
Masjid ini didirikan oleh pengusaha nasional yang merupakan pemilik Adaro Energy Indonesia, Boy Thohir dan adiknya, Erick Thohir, pengusaha nasional yang kini Menteri BUMN. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 31 Maret 2018.
Setelah 3 tahun pembangunan, masjid ini sudah berdiri dengan sempurna. Pada hari Rabu,09 Maret 2022 sore, masjid ini telah diresmikan oleh Presiden Jokowi. Masjid At-Thohir dibangun sebagai bentuk pengabdian anak-anak terhadap almarhum ayahnya.
Masjid didirikan pada sebuah area berbentuk seperti semenanjung yang berbatasan langsung dengan sungai dan memiliki potensi untuk dapat memandang ke segala arah. Konsep lokasi ini sejalan dengan konsep islam rahmatan lil ‘alamin, yang merangkul dan mengayomi semesta dan isinya tanpa terkecuali. Konsep desain masjid ini penuh arti.
Dalam sebuah syiar, keluarga merupakan dasar terpenting untuk membentuk karakter Islam yang sesungguhnya. Hal inilah yang menjadi konsep utama bangunan Masjid At-Thohir. Kubah terbesar yang merupakan bagian teratas atau kepala sebuah bangunan, merupakan lambang dari ayah sebagai pemimpin keluarga atau imam bagi putra-putri serta para cucu.
Keberadaan putra-putri dan para cucu dilambangkan dengan 3 kubah berukuran sedang dan beberapa kubah kecil di sekitarnya. Simbol Ibu sebagai bagian terpenting dan pemersatu seluruh anggota keluarga, diimplementasikan pada pondasi bangunan masjid, yang menjadi penopang unsur bangunan lainnya, dengan bentuk dasar dari bangunan kotak atau kubus.
Sedangkan 4 menara melambangkan 4 sisi arah mata angin, utara, timur, selatan, dan barat, yang melambangkan syiar Islam yang terus dikumandangkan ke seluruh penjuru. Area keseluruhan masjid yang terdiri dari ruang salat utama, lobi, pre-function, dan plaza serbaguna memiliki luas total 3.240 m2 yang bisa menampung 3.371 jemaah. Masjid juga dilengkapi fasilitas amphitheater untuk tempat pertunjukan atau acara pengajian, lahan parkir serta taman. Luas kompleks masjid ini sekitar 9.000 meter persegi.
7. Masjid Bani Umar
Masjid dengan gaya arsitektur yang tidak biasa pada umumnya terkadang memiliki daya tarik tersendiri bagi umat Islam di kawasan Bintaro, Parigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Salah satu sebabnya, yakni berdirinya masjid dengan gaya arsitektur unik di wilayah itu sejak 2008 lalu. Kompleks Masjid Raya Bani Umar ini berdiri di atas lahan seluas 1,2 hektare dibangun pada 2007 atas prakarsa Hj Karlinah Umar Wirahadikusumah. Adalah sang suami, almarhum Umar Wirahadikusumah, wakil presiden Indonesia periode 1983-1988, yang berwasiat untuk membangun masjid itu.
Bangunan masjid berdiri di atas lahan se luas kurang lebih 16 ribu meter persegi. Masjid tak berkubah ini dirancang arsitek Fauzan Noe’man yang dikenal dengan karya berbagai desain indahnya, seperti Masjid At-Tin Taman Mini, Jakarta Islamic Center, Al-Markaz Makassar, dan Masjid Raya Batam Center.
Bagi jamaah yang berkunjung ke masjid tersebut disajikan halaman yang luas dengan jajaran pepohonan kurma. Menuju ke hadapan masjid, jamaah bisa melihat ornamen kaligrafi ayat Alquran surah at-Tahrim yang besar di dinding marmer sisi kiblat masjid.Di sisi kanan masjid sebuah menara setinggi 59 meter berdiri tegak yang juga tanpa gaya khas menara masjid pada umumnya.
Sedangkan, di samping kiri masjid sebuah kolam air mancur menambah sejuk dan asri halaman masjid. Di bagian tengah, susunan tangga masjid menyambut jamaah menuju ke ruang utama masjid. Memasuki dalam masjid hamparan karpet yang lembut menyambut para jamaah, membuat nyaman beribadah atau hanya sekadar duduk dan menunggu di dalam masjid.
Karpet ini terhampar di lantai tiga masjid yang berfungsi sebagai ruang shalat. Di sisi kiblat ruang utama masjid, ornamen kaligrafi bertuliskan “Allah Subhanahu wa Ta’ala”dan “Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam” menghias di atas dinding marmer. Di bagian bawah masjid, berfungsi sebagai ruang aula pertemuan dan serbaguna, minimarket, dan kantor. Di ruangan ini dijual toko buku agama dan lokasi toilet serta tempat berwudhu yang tidak kalah bagusnya. Tempat wudhu lain juga terdapat di bagian luar masjid.
Masjid Raya Bari Umar memiliki fasilitas yang lengkap sebagai penunjang kegiatan masjid. Selain terdapat ruang aula pertemuan di lantai dasar, berbagai fasilitas lain juga disediakan di area masjid ini. Di antaranya, poliklinik, yang membuka layanan dokter umum dan gigi. Dan, juga layanan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) Masjid Raya Bani Umar. Fasilitas itu dikelola Yayasan Bakti Djayakusumah untuk keperluan ibadah dan sosial kemasyarakatan.
Khusus untuk layanan poliklinik, yayasan membuka layanan khusus untuk kaum dhuafa yang hanya mendaftar dan tidak dipungut biaya. Poliklinik ini juga memiliki beberapa armada ambulans dan layanan jenazah. Sedangkan layanan ZIS, pihak masjid rutin mengumpulkan zakat, infak, dan sedekah dari jamaah Masjid Raya Bani Umar. Kemudian, pihak masjid menyalurkannya kepada para dhuafa yang membutuhkan.
8. Masjid Al Muhajidin Pamulang
Masjid Al-Mujahidin terletak di Jalan Siliwangi, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, berdampingan dengan kantor Wali Kota Tangsel lebih ramai dari Ramadhan tahun lalu.
Secara etimologi, Al Mujahidin berarti “orang yang berjuang demi membela agama Allah”.
Kubah yang bercat hijau dan menara disisi kiri belakang, mendominasi tampilan masjid yang terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 untuk ruang ibadah tambahan dan sarana penunjang (kantor, toilet dan WC) dan lantai 2 untuk ruang ibadah utama. Karena letaknya yang sangat strategis dan mudahnya akses kendaraan umum,wajar saja kalau masjid Raya Al-Mujahidin ini selalu tampak ramai dikunjungi para jamaah.
Di bulan suci Ramadhan Masjid Agung Al-Mujahidin Pamulang, kembali disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk mengisi bulan suci ini.
Masjid Agung Al Mujahidin Pamulang, sebuah masjid yang megah dengan arsitektur modern. Terlihat di bagian depan penahan tampias hujan dibuat melengkung dan menyatu dengan sisi lain sehingga membentuk pola huruf X ke bawah, semakin terlihat mencolok dan indah. Pola lengkungan itu juga menghiasi seluruh dinding interior masjid ini.
Semula masjid ini adalah bantuan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila dengan program membangun 1.000 masjid, dibangun pada tahun 1988. Pada Tahun 2.000 masjid ini direnovasi besar-besaran, seperti sekarang. Masjid dua lantai yang tertata apik, masing-masing seluas 1.000 m2. Lantai dasar sering digunakan untuk acara pernikahan, tasyakuran dan sosial keagamaan lain nya. Daya tampung jama’ah di lantai dasar dan dua, sekitar 800 orang, Pada Idul Fitri dan Idul Adha, di alun-alun dan lapangan parkir, dapat menampung sekitar 2.000 jamaah.
9. Masjid Agung Al barokah
Masjid Agung Al Barkah adalah salah satu masjid di Bekasi yang paling besar dan tua.
Masjid ini memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak tahun 1890. Dibangun atas inisiatif Penghulu Lanraad (Alm) H. Abdul Hamid, masjid ini berdiri di atas tanah wakaf seluas 3370 m2 yang terletak di Jalan Veteran. Awalnya, bangunan masjid ini belum terlihat seperti masjid pada umumnya. Pada tahun 1967, Bupati Bekasi Bapak MS. Subandi merehabilitasi bangunan tersebut menjadi bentuk masjid.
Masyarakat pun turut serta dalam pembangunannya dengan menyumbangkan sebagian uangnya. Di tahun 1985, Bupati Bekasi H Abdul Fatah melakukan pembangunan kembali, dengan tambahan biaya sekitar Rp225 juta. Masjid ini kemudian ditetapkan menjadi Masjid Agung Al Barkah Kabupaten Bekasi.
Seiring perkembangan Kota Bekasi, pemerintah semakin fokus memperindah masjid ini. Mulai dari tahun 2004 hingga 2008, pembangunan besar-besaran pun dilakukan. Masjid Agung Al-Barkah direnovasi untuk menciptakan masjid modern dengan tetap mempertahankan ciri khas arsitektur Timur Tengah.
Salah satu keinginan Wali Kota saat itu adalah menjadikan masjid ini sebagai ikon Kota Bekasi. Kini, Masjid Agung Al Barkah bukan hanya tempat ibadah, tapi juga telah menjadi area publik dan tempat menikmati taman kota.
10. Masjid Raya Al Azhar Bekasi
Masjid di Bekasi lainnya yang juga memiliki tempat ibadah nyaman dengan arsitektur menarik yakni Masjid Raya Al Azhar.
Masjid ini dibangun pada tanggal 26 November 2013 oleh PT Summarecon Agung Tbk, Walikota Bekasi, serta pengurus dari YPI Al Azhar Pusat dan Yayasan Syiar Bangsa. Mereka bersatu untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Bekasi dan sekitarnya dengan mendirikan masjid ini. Masjid ini memiliki bangunan yang luas, dengan lahan seluas sekitar 3000 m2 dan total luas bangunan 1.320 m2.
Dibangun dengan dua lantai dan satu lantai semi-basement, masjid ini dapat menampung hingga 1200 jamaah. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menyediakan fasilitas seperti aula, ruang serbaguna, dan laboratorium ahlak untuk pendidikan agama bagi pelajar.
Keunikan dari Masjid Raya Al Azhar Bekasi terletak pada bentuk bangunannya yang terinspirasi dari bangunan Ka’bah di Mekah. Didesain oleh Arsitek Ridwan Kamil, masjid ini menggunakan material dan desain yang ramah lingkungan, sehingga memberikan kenyamanan dan kekhusyukan bagi jamaah dalam menjalankan ibadah. Kami Juga Menyediakan Jasa Paket Aqiqah di Jakarta Selatan, Bagi Anda Yang Ingin Aqiqah Bisa Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119