Ibadah kurban merupakan ritus tradisi umat Islam. Disyariatkan pada tahun kedua hijriyah, kini kurban telah membudaya dan memiliki corak tersendiri di berbagai komunitas umat Islam. Karenanya kurban memiliki hakikat yang sangat dalam dan wajib diketahui oleh seorang muslim. Qurban atau al udhiyyah merupakan amalan utama yang dapat dikerjakan di bulan Dzulhijjah. Syarat, rukun, serta hakikat qurban sangat penting untuk dipahami umat Muslim agar dapat mengerjakannya dengan benar.
Ketentuan waktu dan tata cara berqurban telah dijelaskan dalam Alquran. Qurban dilakukan dengan menyembelih hewan ternak pada Idul Adha (10 Dzulhijjah) atau pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Hewan yang diperbolehkan adalah kambing, domba, unta, kerbau, dan sapi. Selain mengetahui ketentuan qurban secara syar’i, umat Muslim juga wajib memahami hakikat berqurban agar dapat mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. baca juga pesan moral ibadah qurban
Hakikat kurban dalam Islam patut dipahami setiap Muslim. Sebagaimana diketahui, umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Adha dengan berqurban setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Memotong hewan qurban telah jadi hal yang sangat dianjurkan di hari istimewa tersebut. Berqurban bisa dimaknai sebagai bentuk sedekah kepada sesama dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
فصل لربك وانحر
“ Maka shalatlah kamu untuk Tuhanmu dan berkurbanlah! ” (Qs. Al Kautsar: 2)
Lantas, bagaimana sejatinya makna hakikat berqurban dalam Islam? Berikut ini adalah ulasannya yang sudah dirangkum dari berbagai sumber oleh Slamet Aqiqah
Hakikat Qurban Dalam Islam
Disyariatkannya qurban dalam Islam adalah bagian dari ibadah. Dalam QS. al-Hajj ayat 34-37, telah dijelaskan status dan fungsi kurban serta semangat yang harus menyertainya. Nabi Muhammad SAW melaksanakan qurban dengan menyembelih 2 ekor kambing, di mana 1 ekor diniatkan untuk keluarganya (Bani Hasyim) dan 1 lainnya untuk umatnya.
Menurut Hamim, pelaksanaan qurban yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ini merupakan upaya demitologisasi. Sebab, masyarakat Arab pada masa jahiliyah juga melakukan kurban, tetapi bukan untuk Allah melainkan sebagai sesaji. Dalam ajaran Islam, hakikat kurban adalah ketundukan kepada Allah yang mengungkapkan kehendak-Nya dalam 3 ayat (qauliyah, kauniyah, dan tarikhiyah) untuk membebaskan manusia dari kerugian dan kehidupan yang kotor.
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
“ Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. ” (QS:Al Hajj:37)
Selain itu, Qurban juga memiliki makna fungsi pendidikan membentuk pribadi al-mukhbitin yaitu orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mengabdi kepada Allah sehingga rela mengorbankan harta, pikiran, tenaga dan nyawa. Qurban juga menjadi wujud solidaritas antar manusia, khususnya umat Muslim. Baca Juga Jasa Paket Aqiqah di Tangerang Selatan – Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081 878 9119.
Tidak seperti puasa yang aspek hubungannya langsung dari individu kepada Allah (hablumminallah), qurban merupakan amalan yang juga mengandung aspek sosial hubungan antar sesama manusia (hablumminannas). Merayakan Idul Adha dengan berkurban juga menjadi sarana meningkatkan empati dan solidaritas sesama umat islam. Hal itu diwujudkan dengan aksi dibagikannya daging kurban secara merata kepada kaum muslim.
Hadits dari Ali bin Abi Thalib,
وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: { أَمَرَنِي النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنَّ أَقْوَمَ عَلَى بُدْنِهِ, وَأَنْ أُقَسِّمَ لُحُومَهَا وَجُلُودَهَا وَجِلالَهَا عَلَى الْمَسَاكِينِ, وَلا أُعْطِيَ فِي جِزَارَتِهَا مِنْهَا شَيْئاً } مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
” Rasulullah memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan kurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin, dan aku tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dari hewan kurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya. ”
Selanjutnya, qurban sebagai wujud meneladani Nabi Ibrahim dan Ismail. Terutama tentang kisah keikhlasannya dalam menjalankan perintah Allah. Dalam prakteknya, memperkukuh empati, kesadaran diri, ibadah ini juga erat kaitannya dengan pengendalian dan pengelolaan diri yang merupakan cikal bakal akhlak terpuji seorang muslim.
Baca Juga Paket Aqiqah Anak Laki-laki dan Paket Aqiqah Anak Perempuan.
Allah SWT telah mensyariatkan penyembelihan hewan atau qurban kepada setiap umat manusia. Tujuan qurban adalah berserah diri kepada Allah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim As. Suatu hari Nabi Ibrahim As mendapatkan wahyu untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail As, melalui mimpi. Nabi Ibrahim awalnya bimbang dan berat hati untuk melakukan perintah tersebut.
Dia pun bermunajat kepada Allah agar diberikan petunjuk. Setelah berdoa, ia kembali memimpikan hal yang sama hingga tiga kali berturut-turut. Nabi Ibrahim akhirnya menceritakan mimpinya kepada putranya. Bukannya marah, Ismail justru meminta sang ayah untuk segera melaksanakan perintah Allah SWT. Mendengar jawaban Ismail, Nabi Ibrahim semakin sedih dan tak kuasa menahan tangis.
Meski begitu, dia tetap menjalankan perintah Allah dan membawa Ismail ke Mina untuk disembelih. Keajaiban terjadi saat pisau tajam yang digunakan Nabi Ibrahim tidak mempan menyayat leher Ismail. Kemudian, Allah SWT menukar tubuh Ismail dengan seekor kambing sebagai balasan atas ketakwaan Nabi Ibrahim.
Dari kisah tersebut, dapat disimpulkan bahwa hakikat qurban adalah rasa tunduk kepada Allah SWT. Siapa pun yang mengerjakan amalan tersebut akan masuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa, yang bersungguh-sungguh mengabdi kepada Allah, yang rela mengorbankan harta, pikiran, tenaga, bahkan nyawanya sendiri. Dalam Al-Qur’an Surat Al Hajj ayat 37, Allah SWT berjanji akan mengganjar orang-orang yang bertakwa dengan pahala dan nikmat yang tak terhingga.
“ Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. ”
Pembagian Kurban dan Kebersamaan
Di zaman nabi, momen berkurban selalu disempatkan sebagai ajang kumpul dan makan bersama kaum dhuafa. Ada rasa kebersamaan yang tercipta saat nabi menjawab pertanyaan atau sekedar mendengarkan keluh kesah dari kaum dhuafa. Dengan prinsip berkurban dan kebersamaan serta mau ‘menyembelih’ kepentingan, niscaya tidak akan pernah ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. baca juga hakikat aqiqah
Kaya atau miskin, atasan atau bawahan, pejabat ataupun rakyat jelata, mereka dapat berkumpul dalam kebersamaan. Tidak ada jarak di sana. Semua masalah dibicarakan. Semua masalah coba diselesaikan. Ada candaan di sela-sela tukar pikiran. Ada kehangatan yang menguar di udara serta rongga perut. Semua melebur hingga lupa apa itu jarak.
Kendati demikian kurban memiliki banyak hikmah antara lain ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan juga memperoleh ridho-Nya. Kurban juga merupakan salah satu ibadah sosial dengan cara menyantuni kaum dhuafa yang di dalamnya memiliki nilai-nilai keteguhan dalam pengorbanan yang didasari dengan penuh rasa keikhlasan dan kesabaran, dengan itulah kita menggambarkan bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Itulah penjelasan mengenai Hakikat Qurban Dalam Islam yang Slamet Aqiqah rangkum dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat dan bisa melaksanakan ibadah qurban tahun ini ya sahabat!!
Kehamilan Sehat Pentingnya Rutin Memeriksakan Diri ke Dokter Kehamilan adalah salah satu fase paling menakjubkan dalam kehidupan seorang wanita, di mana kehidupan baru mulai tumbuh dan berkembang. Ini adalah waktu yang penuh harapan, kegembiraan, dan juga tantangan. Dengan banyaknya perubahan fisik dan emosional yang terjadi selama periode ini, menjaga kesehatan ibu dan janin menjadi hal …
Aqiqah dapat diartikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran bayi. Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan memotong kambing dan dibagikan kepada saudara, tetangga, dan mereka yang membutuhkan Dengan melihat kehidupan di sekitar kita sehari-hari, tasyakuran bisa dimaknai sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memanjatkan rasa syukur atau terima kasih kepada Tuhan Yang Maha …
Dalam beberapa tahun terakhir perguruan tinggi berbasis keagamaan di tanah air mengalami peningkatan pendaftar dari tahun ke tahunnya. Ini merupakan salah satu gambaran mengenai betapa populernya perguruan tinggi keislaman. Perguruan tinggi keagamaan islam ada dua yaitu negeri dan swasta. Kalau PTKIN ada tiga jenis yaitu universitas Islam negeri (UIN), institut agama Islam negeri (IAIN), dan …
Setiap ibadah yang dikerjakan bertujuan takwa. Takwa banyak memiliki arti (lafal musytarak). Pengertian takwa adalah takut (khasiyah), takwa juga berarti berani (syaja’ah). Takwa dapat berarti petunjuk (hidayah), sehingga Rasulullah SAW berdoa : “ Allahumma inna nas’alukal huda wat-tuqa wal ‘afafa wal ghina. ” Wahai Allah, sesungguhnya kami berharap kepada-Mu, petunjuk, takwa, kehormatan dan kekayaan (kecukupan). …
Kurban adalah salah satu ibadah yang dapat dilakukan bagi muslim yang mampu. Sebelum berkurban, ada baiknya membaca doa berkurban terlebih dahulu. Perintah untuk berkurban termaktub dalam Al Quran surat Al Kautsar ayat 1-2. Allah SWT berfirman : اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ – ١ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ – ٢ Artinya : ” Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) …