Inilah 3 Prinsip Parenting Ali bin Abi Thalib

Inilah 3 Prinsip Parenting Ali bin Abi Thalib

Sejatinya, setiap orangtua wajib untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya terhadap perkembangan anak, mulai dari pengasuhan maupun pendidikan. Hal inilah yang biasanya disebut dengan parenting. Parenting diartikan sebagai sebuah pola asuh mendidik anak mengenai bagaimana cara orangtua memberikan perlindungan, perawatan, pengasuhan, dan bimbingan dengan cara yang baik dan benar. Orangtua merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu sebelum membimbing serta mengasuh anak, orangtua harus memiliki ilmu terlebih dahulu untuk diimplementasikan dalam kegiatan parentingnya.

Pengetahuan dan keterampilan ilmu parenting tersebut bisa diperoleh oleh orangtua melalui banyak cara, misalnya mengikuti program parenting, mempelajari ilmu parenting melalui media digital, memiliki role model, dan lain-lain. Kegiatan parenting dilakukan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada orangtua mengenai bagaimana seharusnya ia dalam mendidik dan membesarkan anaknya. Melalui parenting maka orang tua akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sangat bermanfaat khususnya bagi anak, misalnya seperti pengetahuan mengenai pola pengasuhan yang baik maka akan membentuk kepribadian anak. Baca Juga Jasa Paket Aqiqah di Tangerang Seletan – Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119

Setiap orangtua menginginkan segala hal yang terbaik bagi anak-anaknya. Memberikan kasih sayang saja rasanya tak cukup. Butuh nutrisi bergizi seimbang serta stimulasi yang tepat agar tumbuh kembang anak berjalan optimal. Maka tidak heran apabila banyak dari ayah dan bunda yang belajar cara mengasuh anak dari berbagai sumber. Misalnya, mencari informasi melalui buku dan internet, konsultasi dengan dokter anak, psikolog anak, atau ahli lainnya yang berkompeten.

Sayyidina Ali bin Abi Talib adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Selain menjadi Khalifah keempat dalam Khulafaur Rasyidin, Sayyidina Ali juga dikenal sebagai seorang ayah yang bijaksana dalam mendidik anak-anaknya. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang metode cara Sayyidina Ali bin Abi Thalib mendidik anak.

Sayyidina Ali menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk generasi Muslim yang kuat dan berakhlak mulia. Ia menganggap pendidikan sebagai salah satu tugas utama seorang ayah.

Menurut Ibnu Jarir Ali bin Abi Talib memiliki adalah 14 laki-laki dan 17 perempuan. Imam Al Waqidi menembahkan, “Yang banyak memberikan keturunan adalah dari jalur Al Hasan, Al Husain, Muhammad bin Al Hanafiyah, Al Abbas bin Al Kilabiyah, dan Umar bin At Taghlabiyyah. Pasalnya, dalam sejarah, setelah Fatimah meninggal, Ali menikah kembali dengan beberapa perempuan

Cara Sayyidina Ali bin Abi Thalib Mendidik Anak
Dalam mendidik anak-anaknya, Sayyidina Ali mengedepankan keteladanan dan komunikasi yang baik. Ia memberikan contoh yang baik dalam perilaku dan karakter, sehingga anak-anaknya dapat melihat langsung bagaimana ayah mereka menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut kutipan Ali bin Abi Thalib dalam mendidik anak;

(تَعَلَّمُوا أَوْلَادَكُمْ فَإِنَّهُمْ حَقُّهُمْ)

Artinya: “Ajarkan anak-anakmu, karena mereka adalah hak mereka.”

Ali bin Abi Talib juga senantiasa berkomunikasi dengan anak-anaknya, mendengarkan pendapat mereka, dan memberikan nasihat yang bijaksana. Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara Ayah dan anak-anaknya, serta memperkuat pemahaman mereka tentang agama dan moralitas.

Sayyidina Ali juga menggunakan metode pengajaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak-anaknya. Ia mengamati kecenderungan dan bakat masing-masing anak, dan memfasilitasi pengembangan mereka dalam bidang yang sesuai.

Misalnya, ia melibatkan Hasan dan Husain dalam diskusi dan perdebatan tentang masalah-masalah agama, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis mereka. Dalam hal ini, Ali bin Abi Talib sangat memperhatikan perkembangan intelektual dan spiritual anak-anaknya.

(مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُكَلِّمُهُ رَبُّهُ مِنْ حَائِضِ الرَّحِمِ قَائِمَةً بِمَا سَتَكُونُ إِلَيْهِ حَتَّى يُرَشَّحَ مِنْهُ بَصِيرَةً عَقْلًا بَدِينَةً)

Artinya: “Tidak ada seorang bayi pun yang dilahirkan kecuali Tuhannya berbicara langsung dengannya dari tempat di mana anak itu akan pergi hingga mata batinnya dan akalnya dipenuhi.”

Pendekatan pendidikan Sayyidina Ali terkait erat dengan ajaran-ajaran Islam yang diperolehnya dari Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an. Ia memahami bahwa pendidikan yang efektif harus didasarkan pada nilai-nilai Islam dan wahyu Ilahi. Oleh karena itu, ia mengajarkan anak-anaknya tentang pentingnya iman, ketaatan kepada Allah, akhlak yang baik, dan pengabdian kepada sesama manusia.

Dalam menjalankan tugas pendidikan, Sayyidina Ali juga merujuk kepada kitab-kitab dan kutipan-kutipan penting. Salah satu kitab yang penting adalah Nahjul Balaghah, kumpulan khutbah, surat, dan aforisme yang diatribusikan kepadanya. Baca Juga Paket Aqiqah Anak Laki-laki & Paket Aqiqah Anak Perempuan.

Nahjul Balaghah menjadi salah satu sumber utama untuk memahami ajaran-ajaran Sayyidina Ali. Dalam kitab ini, terdapat banyak nasihat dan ajaran moral yang relevan dengan pendidikan anak-anak.

(أَحْسَنُ تَرْبِيَةٍ إِذَا تَمَثَّلْتَ بِهَا)

Artinya: “Pendidikan terbaik adalah ketika kamu menjadi contoh baginya.”

Dalam kesimpulan, Sayyidina Ali merupakan contoh yang baik dalam pendidikan anak-anak. Ia menggunakan pendekatan yang holistik, menggabungkan keteladanan, komunikasi, dan pendekatan Islami. Artinya: “Pendidikan terbaik adalah ketika kamu menjadi contoh baginya.”

Kitab referensi seperti Nahjul Balaghah memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai metode pendidikan Sayyidina Ali. Semoga metode pendidikan yang diterapkan oleh Sayyidina Ali dapat menjadi inspirasi bagi para orang tua dalam mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai agama dan akhlak yang baik. Artinya: “Pendidikan terbaik adalah ketika kamu menjadi contoh baginya.”

Secara garis besar, menurut Sayyidina Ali, sebagai orang tua tidak boleh bertindak otoriter terhadap anaknya. Seharusnya ketika sudah menjadi orang tua perlu untuk memahami dalam memberikan pola asuh anak sesuai zamannya agar anak mampu bersaing serta menguasai potensi mereka sepenuhnya. Sebagaimana maqalah Sayyidina Ali: “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan dari zamanmu”.

Prinsip Parenting Ali Bin Abi Thalib | Bincang Syariah

Terdapat begitu banyak manfaat yang diperoleh melalui parenting:

  1. Pertama, melalui parenting dapat menyadarkan orangtua bahwa membesarkan dan mendidik anak bukan hal yang mudah dan tidak bisa sembarangan. Maka dari itu, diperlukan berbagai macam pengetahuan sebagai referensi.
  2. Kedua, kegiatan parenting dapat meningkatkan keterampilan dalam mengasuh anak.
  3. Kemudian yang ketiga adalah dapat memahami karakter anak. Dikarenakan setiap anak tentunya memiliki karakter yang berbeda-beda meskipun berasal dari rahim yang sama.

Melalui manfaat parenting yang telah disebutkan sebelumnya, hal ini dapat disimpulkan bahwa ilmu parenting sangat bermanfaat dalam bagaimana cara mendidik anak. Kemudian banyak sekali metode yang dapat diterapkan dalam mendidik anak dengan bermacam-macam sumber yang dapat digali untuk mencari informasi mengenai bagaimana cara mendidik anak salah satunya yakni mendidik anak dengan ala Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib merupakan sosok khalifah ke-4 yang juga merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW.

Menurut Ali bin Abi Thalib dalam mendidik anak terdapat rumus yang bisa diterapkan yakni rumus 7×3 dan disesuaikan dengan kategori usianya. Berikut merupakan rumus 7×3 menurut Ali bin Abi Thalib dalam ilmu mendidik anak.

1. Kelompok 7 tahun pertama (0 tahun – 7 tahun), memperlakukan anak sebagai raja

Menurut Ali bin Abi Thalib, 7 tahun pertama dalam mendidik anak diibaratkan dengan memperlakukan anak layaknya raja. Orangtua sebaiknya ‘melayani’ anak disertai sikap yang lemah lembut, tulus, dan sepenuh hati ketika mengasuh anak. Namun hal ini tidak berarti harus memanjakan anak, orangtua harus tetap bersikap tegas dengan penuh kasih saying. Apabila ingin memberitahukan sesuatu, maka orangtua sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti oleh anak tanpa disertai kekerasan. Anak-anak pada usia ini akan menghabiskan waktu untuk bereksplorasi sehingga cenderung senang bermain. Hal tersebut sangat wajar dan alangkah baiknya orangtua terus mendampingi anak sebagai bentuk stimulasi tumbuh kembang. Selain itu, pada usia 7 tahun awal anak akan banyak meniru orang disekitarnya. Jadi, berikan anak teladan yang baik sehingga anak tersebut kelak memiliki kepribadian yang baik.

2. Kelompok 7 tahun kedua (7 tahun – 14 tahun), memperlakukan anak sebagai tawanan

Usia 7 hingga 14 tahun yakni dengan mendidik anak diibaratkan seperti tawanan. tawanan biasanya dikenakan berbagai macam peraturan yang berisi kewajiban dan larangan. Namun, anak juga mendapatkan haknya secara seimbang. Rasulullah SAW mulai menganjurkan seorang anak untuk melaksanakan sholat wajib mulai usia 7 tahun dan memperbolehkan orangtuanya untuk memukul anak tersebut ketika ia telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Hukuman dan hadiah (punishment and reward) akan sangat pas diterapkan pada usia ini, dikarenakan anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuensi. Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama dikarenakan karakter pada setiap anak pastinya berbeda.

3. Kelompok 7 tahun ketiga (14 tahun – 21 tahun), memperlakukan anak sebagai sahabat

Usia 15 tahun merupakan usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orangtua, sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberikan teladan yang baik seperti yang telah diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib. Ajak anak untuk berdiskusi mengenai banyak hal sehingga dapat saling menambah wawasan dikarenakan adanya perbedaan zaman antara orangtua dengan anak yang mungkin akan menimbulkan pandangan atau pengalaman baru bagi orangtua. Kemudian ajarkan anak tentang tanggung jawab yang lebih besar, hal ini sebagai bentuk persiapannya di kehidupan mendatang. Pada usia ini orangtua juga boleh membebaskan anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri. Namun tetap diberi pengawasan untuk mencegah anak pada hal-hal yang menjurus ke negatif. Alangkah baiknya orangtua menjelaskan tentang sebab akibat atas perilaku yang anak lakukan dan selalu ditanamkan rasa tanggung jawab agar anak berkembang menjadi pribadi yang dapat dipercaya.  Kami Juga Menyediakan Jasa Paket Aqiqah di Jakarta Selatan, Bagi Anda Yang Ingin Aqiqah Bisa Hubungi Kami Slamet Aqiqah 081-878-9119 

WhatsApp WA Sekarang
Pesan Sekarang